Tata Cara Doa Akhir Tahun

Tata Cara Doa Akhir Tahun

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Rabu, 31 Des 2025 16:50 WIB
Tata Cara Doa Akhir Tahun
Ilustrasi berdoa. Foto: H9images/Freepik
Surabaya -

Pergantian tahun seringkali membuat kita merenungi soal apa yang sudah dicapai dan apa yang perlu diperbaiki. Karena itu, banyak muslim yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang diterima, memohon ampun atas kesalahan, dan menata niat agar tahun yang baru menjadi lebih berkah.

Supaya tahun berikutnya dipermudah dan semakin dilimpahkan lebih banyak keberkahan, inilah doa serta tata cara membaca doa akhir tahun yang dianjurkan sejumlah ulama.

Bacaan Doa Akhir Tahun Masehi

Dalam Islam tak ada doa khusus yang diwajibkan secara syariat untuk dibaca dalam pergantian tahun. Namun, doa akhir tahun yang dianjurkan ulama, seperti dari kitab Maslakul Akhyar karya Habib Utsman bin Yahya, dibaca untuk memohon ampunan atas dosa masa lalu dan perlindungan di tahun baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara hukum, doa akhir tahun dan doa awal tahun boleh diamalkan selama tidak dianggap sebagai doa yang berasal dari hadis atau sunah Nabi Muhammad SAW. Berikut doa akhir tahun yang terdapat dalam kitab Maslakul Akhyar. Doa ini dianjurkan dibacakan tiga kali sebelum salat magrib.

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

ADVERTISEMENT

Arab Latin: Allâhumma mâ 'amiltu min 'amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî 'anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ 'alayya bi fadhlika ba'da qudratika 'alâ 'uqûbatî, wa da'autanî ilat taubati min ba'di jarâ'atî 'alâ ma'shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ 'amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa'attanî 'alaihits tsawâba, fa'as'aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha' rajâ'î minka yâ karîm.

Artinya: Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.

Bacaan Doa Menyambut Awal Tahun Masehi

Mengutip dari kitab karya Habib Utsman bin Yahya yang sama, dianjurkan untuk membaca doa awal tahun sebagaimana berikut.

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Arab Latin: Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa 'alâ fadhlikal 'azhîmi wa karîmi jûdikal mu'awwal. Hâdzâ 'âmun jadîdun qad aqbal. As'alukal 'ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ'ih, wal 'auna 'alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû'I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: Tuhanku, Kau Yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.

Adab Membaca dan Tata Cara Membaca Doa Akhir dan Awal Tahun

Doa tersebut dapat dilafazkan secara mandiri di rumah atau berjemaah di masjid ataupun musala sebagai sarana silaturahmi. Mengutip laman NU Online Jawa Timur, saat membaca doa dianjurkan untuk menghadap kiblat, melafalkannya dengan suara lembut dan khusyuk serta yakin bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah.

Doa dapat diulang sebanyak tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan membaca dzikir, istighfar, shalawat, dan bacaan Al-Qur'an. Secara teknis tidak ada aturan wajib dalam Al-Qur'an maupun hadis yang mengatur tata cara khusus doa ini.

Namun, para ulama dan kiai di Indonesia menyusun urutan amalan tersebut sebagai panduan agar ibadah lebih tertib dan khusyuk. Adapun urutan yang biasa diamalkan adalah sebagai berikut.

1. Bersuci

Sebagaimana adab seorang hamba saat berkomunikasi dengan Sang Pencipta, umat Islam dianjurkan untuk berada dalam keadaan suci dengan berwudhu serta menghadap kiblat ketika memanjatkan doa. Hal tersebut juga dinilai sebagai bentuk kesiapan lahir dan batin untuk menghadap Allah SWT

2. Perbanyak Istighfar

Setelah berwudu dan menghadap kiblat, selanjutnya tenangkanlah hati dengan membaca istighfar dan dzikir sebelum berdoa. Dalam Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah karya Abdullah Zaedan, disebutkan bahwa Rasulullah SAW senantiasa memperbanyak istighfar.

Dari Abu Hurairah RA, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca: Astaghfirullāha wa atūbu ilaih. Artinya: Aku memohon ampunan dosa kepada Allah dan bertobat kepada-Nya." (HR An-Nasai)

3. Muhasabah Diri

Dikutip dari buku Aspirasi Dunia Maya karya Salahuddin Rauf Rakasia, sudah sepatutnya umat Islam menyikapi pergantian tahun dengan banyak bersyukur dan introspeksi diri (muhasabatun nafsi).

4. Melaksanakan Qiyamul Lail

Para ulama menganjurkan untuk mengakhiri penghujung tahun dengan Qiyamul Lail, yaitu dengan menunaikan shalat Taubat dan shalat Hajat. Di mana shalat tersebut dinilai sebagai bentuk penyerahan diri kepada Sang Pencipta.

5. Berkumpul Bersama Keluarga

Menutup tahun dengan berkumpul bersama keluarga bukan sekadar tradisi, tetapi momen untuk mempererat ikatan dan menumbuhkan nilai sosial serta spiritual. Aktivitas ini memperkuat hubungan antarmanusia (hablum minannas), sekaligus menghadirkan rasa kebersamaan dan kehangatan yang membekas sepanjang tahun.

Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(hil/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads