Di balik seporsi gulai atau gule kikil kacang hijau yang mengepul di Warung Abadi Bangil, Pasuruan, tersimpan jejak kasih seorang ibu yang tak lekang oleh waktu. Sejak 1976, resep racikan Dewi Zuhro terus dijaga dan diwariskan kepada enam anak-anaknya, menghadirkan rasa yang sama dari generasi ke generasi.
Momentum Hari Ibu menjadi pengingat bahwa warung sederhana ini bukan sekadar tempat makan, melainkan ruang kenangan. Setiap kuah gurih yang tersaji menjadi simbol ketelatenan, ketulusan, dan cinta seorang ibu yang hidup lewat rasa.
Warung legendaris ini berlokasi strategis di tepi jalan, tepatnya di seberang Mebel Cendrawasih dan di sebelah Toko Kitab Sumber Ilmu. Pantauan detikJatim, warung ini dipadati pengunjung hingga menghabiskan sekitar 15 pasang kaki kambing setiap harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gule kikil kacang hijau di Warung Abadi Pasuruan Foto: Chilyah Aulia/detikJatim |
Dewi Zuhro mulai meracik gule kikil dengan tambahan kacang hijau, sebab kala itu terinspirasi dari masakan Arab yang menggunakan kacang-kacangan sebagai kondimen.
Salah satu anak Dewi Zuhro, Indah menceritakan bagaimana resep gule kikil kacang hijau diolah oleh kelima saudaranya.
"Masing-masing dari kami mengolah usaha sendiri tanpa sistem cabang, namun tetap menggunakan resep yang sama," tutur Indah saat ditemui detikJatim, Senin (22/12/2025).
Indah saat menyajikan gule kikil kacang hijau di Warung Abadi Pasuruan Foto: Chilyah Aulia/detikJatim |
Mayoritas pelanggan datang pada jam makan siang, terutama selepas Zuhur saat istirahat kerja. Sementara pada hari Minggu, pelanggan biasanya sudah ramai sejak pagi. Warung Abadi buka setiap hari kecuali Jumat, mulai pukul 06.30 WIB hingga 14.00 WIB, lalu kembali buka pukul 16.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Saat pandemi COVID-19, Indah menyebut kondisi warung justru ramai di luar dugaan. "Waktu itu malah rame, buka dari jam empat sore, dan habis Isya sudah tutup," paparnya.
Uniknya, kondisi sepi justru dirasakan setelah Idul Adha karena masyarakat memiliki stok daging sendiri.
Meski berada di tengah perkembangan kuliner modern, Warung Abadi tetap mempertahankan otentiknya. Indah mengakui, meski kini kursi pengunjung sering penuh, pendapatan masih kontras.
"Sekarang ramai alhamdulillah, tapi dulu jauh lebih ramai, kerasa bedanya," bebernya.
Menu di Warung Abadi Pasuruan Foto: Chilyah Aulia/detikJatim |
Untuk bahan, racikan gule kikil kacang hijau menggunakan bumbu dasar jahe, kunyit, bawang putih, bawang merah, bawang timur, serta bubuk racikan khusus yang menjadi resep turun-temurun keluarga. Paduan bumbu tersebut kemudian dicampur santan dan isian.
Harga satu porsi gule kikil kacang hijau campur dibanderol Rp 28.000. Jika dipisah antara nasi atau lontong dengan lauk, harganya Rp 38.000 dengan porsi lauk lebih banyak. Warung juga melayani permintaan khusus, seperti tanpa kacang hijau atau hanya daging saja, sesuai selera lidah pelanggan.
"Saya memang sering ke sini, sejak masih bujang sampai ajak anak-anak buat cobain juga. Mereka menikmati karena kikilnya empuk, dan saya pribadi lebih suka jika dituang kecap," ujar Didi (59), salah satu pelanggan.
Selain menu utama, Warung Abadi juga menyediakan menu alternatif lain seperti nasi gule kambing, nasi rawon dengan daging empuk lengkap tempe, nasi krengsengan, nasi rames, dan nasi kebuli. Kapasitas makan di tempat muat sekitar 12 orang.
Warung Abadi juga pernah didatangi King Abdi dan sejumlah food vlogger ternama, meski pihak warung mengaku tidak pernah secara khusus mengundang. "Kami nggak ngundang, fokus masak. Tapi alhamdulillah banyak yang datang sendiri dan tertarik me-review," ujar Indah.
Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Indah memandang bertahannya warung ini bukan hanya perihal menjaga rasa, tetapi juga menjaga kenangan. Setiap kuah yang tertuang, bumbu yang teracik, dan piring yang tersaji, gule kikil kacang hijau menjadi simbol bagaimana kehangatan sang ibu bisa tetap abadi.
"Alhamdulillah saya bersyukur sekali, masih setia menggaungkan usaha ibu sampai ke anak cucu," pungkasnya.
Simak Video " Mengamati Harimau dan Perasaan Takut Saat Memberi Makan di Pasuruan"
[Gambas:Video 20detik]
(auh/hil)














































