Warung Kongde Mbak May di Surabaya tak pernah kekeringan ide. Selalu ada menu baru dengan nama nyeleneh yang menjadi daya tarik di warung itu yang biasanya muncul dengan spontan. Salah satunya yakni Nasi Labubu.
Di balik gang kawasan Bubutan, Warung Kongde milik Mbak May alias Siti Maisun memang beda. Di warung viral ini, kehabisan menu justru menjadi momen munculnya kreasi tak terduga.
Ia menceritakan, semingguan terakhir, ada menu baru bernama Nasi Labubu yang langsung menarik perhatian pelanggan. Tak kalah dari menu Cumi Ngaceng di Nasi Laut atau Selulup, nama menu ini terdengar asing tapi tetap lucu dan khas Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya jam 11-an menu banyak yang habis. Akhirnya saya kreasikan bahan seadanya jadi menu baru. Namanya Nasi Labubu atau Nasi Manten. Kalau di Madura itu disebut 'abubu'," cerita Mbak May kepada detikJatim, Senin (22/9/2025).
Nasi Labubu ini terdiri dari perpaduan nasi, Jembut Belanda atau serundeng, acar, sambal goreng hati ayam dan kentang, daging, dan telur asin. Rasanya tak kalah menggugah selera.
Nama labubu sendiri cukup menarik perhatian. Mengingat boneka labubu sempat viral diburu beberapa waktu ke belakang. Menu ini diracik secara spontan, dari lauk-lauk sisa yang masih layak dan bumbu khas Kongde yang medok. Hasilnya pelanggan tetap puas, dan bahkan makin penasaran.
"Intinya bumbu nggak boleh dikurangi, semuanya harus dijaga. Mau menu baru atau dadakan, rasanya tetap harus mantap," tegas Mbak May.
Ternyata, Nasi Labubu bukan satu-satunya hasil kreativitas kilat Mbak May. Sebelumnya, warung ini juga sempat ramai dengan menu Bau Kolor dan Nasi Touch Screen.
"Bau Kolor itu campuran bali daging, telur, tahu, sama tongkol. Itu juga munculnya spontan. Sedangkan Nasi Touch Screen, artine (artinya) pelanggan tunjuk-tunjuk sendiri lauknya," jelasnya sambil tertawa.
![]() |
Buat Mbak May, spontanitas justru jadi bumbu utama. Asal rasanya konsisten dan sambelnya tetap pedes jancok, pelanggan dijamin balik lagi.
Warung Kongde memang bukan warung biasa. Sudah berdiri sejak tahun 60-an, kini dikelola generasi ketiga dan viral berkat celetukan-celetukan saru yang justru bikin pelanggan betah.
Nama "Kongde" sendiri lahir dari guyonan soal tubuh Mbak May yang dulu montok saat bantu nguleg bumbu.
"Waktu itu aku nguleg, terus onok wong mangan ngomong, 'iku opo bokong ta gentong?' (itu pantat atau gentong?) Terus diceluk (dipanggil) aku 'Kongde', bokong gedhe (pantat besar). Jadilah warung iki disebut Warung Kongde," kisahnya.
Dari situlah muncul deretan kondimen menu dengan nama-nama nyeleneh seperti Cumi Ngaceng, Empal Brewok, Udang Telanjang sampai Jembut Belanda.
Tak heran kalau menu bisa habis sebelum tengah hari. Warung Kongde mulai masak sejak jam 2 pagi, dengan 25 karyawan yang bantu dapur hingga pelayanan.
"Gak sempat meluk guling. Jam 2 udah harus masak, jam 6 udah buka," ungkap Mbak May.
Jadi kalau detikers datang ke Warung Kongde dan kehabisan menu favorit, jangan buru-buru kecewa. Siapa tahu malah bisa nyobain kreasi baru seperti Nasi Labubu yang lahir dari keterbatasan tapi tetap otentik. Pedas, gurih, dan unik.
Warung Kongde Mbak May ini buka setiap hari pukul 06.00-15.00 WIB, kecuali di hari Minggu.
(dpe/hil)