Menikmati Belut Kotokan Ala Warga Pesisir Sidoarjo

Menikmati Belut Kotokan Ala Warga Pesisir Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Minggu, 21 Jul 2024 09:31 WIB
Nikmatnya belut kotokan ala warga pesisir Sidoarjo
Nikmatnya belut kotokan ala warga pesisir Sidoarjo/Foto: Suparno/detikJatim
Sidoarjo -

Siapa yang tak kenal dengan belut, hewan berbadan panjang mirip ular, berkulit licin dan berlendir ini kerap dianggap menjijikkan bagi sebagian orang. Bahkan, ada yang tidak menyukai belut karena bentuknya menggelikan.

Namun, jangan salah, daging belut memiliki rasa yang gurih dan memiliki banyak kandungan gizi.

Terkadang, orang langsung bergidik geli saat baru mendengar kuliner dari belut. Namun, jika sudah berubah wujud menjadi sajian makanan, belut dapat membangkitkan selera dan bikin ketagihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belut bisanya disajikan dengan digoreng dengan dilengkapi sambal terasi dan disertai dengan lalapan sayuran, sajian ini kerap membuat penikmat belut ketagihan. Namun, di daerah pinggiran Sidoarjo, terdapat sajian belut kotokan yang nikmatnya tidak kalah dengan belut goreng.

Nikmatnya belut kotokan ala warga pesisir SidoarjoBelut kotokan makin nikmat dimakan pakai nasi Foto: Suparno/detikJatim

Warung belut kotokan ini berada di Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, tepatnya berdekatan dengan jembatan yang ambrol di Desa Kedungpeluk. Meski warungnya berkonsep terbuka dan lokasinya sangat jauh dari perkotaan, namun warung ini sudah dikenal para penikmat belut dari luar daerah.

ADVERTISEMENT

Warung belut kotokan ini buka mulai pukul 06.00 WIB pagi, namun sekitar pukul 08.00 WIB, sajian belut kotokan dipastikan sudah habis. Banyak penikmat belut yang datang di atas jam 08.00 WIB, tidak akan kebagian menu tersebut.

Agar pembeli tak kecewa, pemilik warung juga menyediakan kotokan ikan mujaer.

"Menu ikan belut kotokan ini banyak penikmatnya, sehingga cepat habis. Warung ini buka pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB menu belut kotokan sudah habis," kata Sambudi, pemilik warung saat ditemui detikJatim, Minggu (21/7/2024).

Sambudi menjelaskan, belut kotokan ini merupakan masakan nenek moyang khas warga pesisir Sidoarjo. Sejak Indonesia merdeka, ia menyebut nenek moyang sudah membuat masakan ini.

"Menu ini hampir langka, karena di Sidoarjo tidak ada warung yang menyediakan menu belut kotokan, terkecuali di sini," jelas Sambudi.

Sambudi menambahkan, setiap harinya ia menghabiskan tujuh sampai delapan kilogram belut. Ia membuat sajian belut kotokan ini dengan menggunakan belut hasil memancing dari tambak, bukan menggunakan belut ternakan.

"Bahan bakunya belut hasil pemancingan dari tambak, kalau belut ternakan hasilnya kurang gurih," imbuh Sambudi.

Sementara itu, salah satu pembeli, Khomaruddin (39) warga Gedangan, Sidoarjo, mengaku dirinya sudah lama menyukai menu belut kotokan ini. Rasanya gurih dibandingkan dengan sajian belut yang lain.

"Rasanya memang beda, gurih banget, karena ikan belutnya hasil dari pemancingan dari tambak. Makanya kami sekeluarga jauh-jauh datang ke sini. Tapi pernah kecewa saat datang kesiangan tidak kebagian belut kotokan tersebut," kata Khomaruddin.

Hal yang sama disampaikan oleh pembeli lain, Agus Prihambodo (40). warga Wonoayu ini mengaku, meski warungnya terbuka, namun sajian belut kotokan ini sudah banyak dikenal warga Sidoarjo. Sebab, belut yang digunakan bukan belut ternakan, jadi rasanya sangat gurih, apalagi ditambah dengan sambal yang pedas.

"Rasanya enak tenan. Sajian ini cocok buat menu sarapan, setiap hari libur saya sering nikmati sajian belut kotokan ini bersama keluarga," kata Agus.




(hil/iwd)


Hide Ads