Mengenal Rawon, Sup Terenak di Dunia versi TasteAtlas

Mengenal Rawon, Sup Terenak di Dunia versi TasteAtlas

An Nisa Maulidiyah - detikJatim
Kamis, 16 Mei 2024 11:41 WIB
Rawon sumsum Surabaya
Ilustrasi rawon sumsum (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Salah satu kuliner khas Indonesia, Rawon dinobatkan sebagai salah satu kuliner terenak di dunia. Ternyata makanan khas Jawa Timur tersebut sudah ada sejak tahun 902 Masehi.

Dilansir dari laman TasteAtlas, rawon identik dengan kuah pekat berwarna hitam menduduki urutan pertama pada 10 daftar sup terenak di dunia. Bahkan, kedudukannya mengalahkan ramen khas Jepang, tom kha gai khas Thailand, dan tonkotsu ramen khas Jepang.

Dikenal sebagai sup terenak di dunia, ternyata rawon menyimpan sejumlah fakta unik yang mungkin belum banyak diketahui semua orang. Penasaran dengan fakta-fakta tersebut? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa Itu Rawon?

Dikutip dari laman resmi Taste Atlas, rawon merupakan masakan khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Makanan berkuah tersebut berasal dari olahan daging sapi yang direbus perlahan dengan campuran rempah-rempah tradisional Indonesia lainnya seperti daun jeruk, serai, jahe, dan cabai.

Taste Atlas juga menyoroti salah satu unsur penting dalam resep rawon yaitu penggunaan rempah keluak atau yang dikenal dengan sebutan kacang hitam Indonesia. Bumbu khas Indonesia ini dikenal sangat beracun saat mentah sehingga harus melalui proses fermentasi yang panjang sebelum dikonsumsi.

ADVERTISEMENT

Bumbu tersebut digiling dengan bahan-bahan rempah lainnya sehingga memberikan rasa asam dan gurih serta warna hitam pekat yang menciptakan rasa unik pada hidangan rawon. Pasalnya, makanan rawon tersebut diyakini berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur.


Asal Usul Rawon

Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, rawon diyakini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit yang dibuktikan dengan tercatatnya dalam Prasasti Taji (901 M) di Ponorogo, Jawa Timur.

Dalam prasasti tersebut rawon dituliskan dengan nama "Rarawwan" yang menjadi awal mula dikenalnya rawon. Tak hanya itu, rawon juga menjadi salah satu makanan kegemaran kalangan kerajaan.

Bahkan dalam catatan resep dari Istana Mangkunegara Surakarta, pada tahun 1926 menyebutkan jika rawon tercatat sebagai salah satu makanan spesial para raja di istana kerajaan.

Dahulunya, rawon menggunakan daging kerbau namun kini telah diganti dengan daging sapi yang lebih umum dan mudah ditemukan. Dimasak melalui proses yang lama dengan campuran bumbu rempah-rempah yang khas, membuat daging rawon terasa sangat empuk berpadu dengan kuah kaldu yang meresap sempurna.


Ciri Khas Rawon

Salah satu keunikan dari rawon terdapat pada penggunaan keluak dalam sup tersebut. Rempah keluak memberikan warna hitam pekat yang menjadi salah satu ciri khas utama dari rawon. Sebab tanpa keluak, rawon hanyalah menjadi sup daging biasa. Dari warnanya yang hitam pekat, membuat wisatawan mancanegara menyebutnya dengan sebutan "rawon black soup".

Pemakaian daging dalam rawon dapat mempengaruhi cita rasa kaldu yang digunakan untuk kuahnya. Dalam satu piring rawon umumnya terdiri atas potongan daging sapi, tauge, sambal, telur asin, taburan bawang goreng, kerupuk udang, dan kuah kaldu yang hitam pekat.


Jejak Rawon di Jawa Timur

Rawon dikenal sebagai makanan khas Surabaya, Jawa Timur. Namun, ada beberapa warung di Jawa Timur yang juga dikenal sebab sajian rawonnya yang unik. Salah satunya warung legendaris rawon Nirom di Kota Surabaya yang sudah ada sejak tahun 1950-an.

Nama Nirom diambil dari lokasi warung tersebut yang berada di depan gedung Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij atau stasiun radio Hindia Belanda. Rawon Nirom sering dijuluki dengan istilah rawon Setan karena hanya dibuka tengah malam dengan ciri khas rasa yang sangat pedas.

Tak hanya di Surabaya, Kota Probolinggo juga memiliki keterkaitan dengan makanan rawon. Salah satunya terdapat pada Warung legendaris Lumayan yang telah berdiri sejak tahun 1942.

Warung Lumayan terletak di pinggir Jalan Raya Tongas yang dulu dikenal sebagai Jalan Raya Pos Anyer Panarukan. Salah satu ciri khas dari sajian warung tersebut adalah rawon dihidangkan dengan menggunakan alas daun pisang.

Itulah fakta-fakta menarik tentang rawon yang dijuluki sebagai sup terenak di dunia versi Taste Atlas. Bagaimana detikers, tertarik untuk mencoba rawon?


Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads