Meraup Cuan dari Keramaian Jalan Tunjungan

Meraup Cuan dari Keramaian Jalan Tunjungan

Amir Baihaqi - detikJatim
Selasa, 30 Apr 2024 22:52 WIB
SWK Genteng Besar Surabaya
QRIS BRI di SWK Genteng Besar diminati para pembeli saat transaksi pembelian (Foto: Amir Baihaqi/detikJatim)
Surabaya -

Puluhan kedai kuliner berjajar rapi di Jalan Genteng Besar malam itu. Berbagai kuliner tradisional hingga Korean Food tampak siap dijajakan bagi para penikmatnya.

Aroma asap sate putih pekat yang mengepul seolah coba menggoda setiap pejalan kaki yang melintas di Jalan Genteng Besar, Surabaya. Tak jarang, mereka yang tergiur datang dan makan di tempat.

Asnariya, salah satu pelaku UMKM mengatakan Jalan Genteng saat siang hari merupakan lokasi parkir motor. Namun setiap malam disulap menjadi Sentra Wisata Kuliner (SWK) Genteng Besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total ada 23 kedai atau stan yang berjajar siap menjajakan kuliner yang berbeda-beda. Sebab setiap kedai diwajibkan harus mempunyai spesialisasi kuliner sendiri-sendiri.

"Tapi kalau minuman masih boleh sama," ujar Asnariya yang juga menjadi Ketua Paguyuban SWK Genteng Besar.

ADVERTISEMENT

Para pelaku UMKM di SWK Genteng Besar merupakan warga setempat yang masuk kategori dari keluarga miskin (gamis). Mereka diberdayakan dengan usaha kuliner yang diinisiasi Lurah Genteng Besar sebelumnya, Nuriati.

Pemberdayaan ini dimulai sejak pandemi COVID-19 merebak. Nuriati lalu berinisitif membuatkan usaha dan menyediakan rombong atau gerobak bantuan dari pemerintah setempat.

"Awalnya ya sepi banget, tapi lambat laun jadi ramai dan diresmikan jadi SWK," tutur Asna.

SWK Genteng Besar SurabayaPengunjung di SWK Genteng Besar Surabaya (Foto: Amir Baihaqi/detikJatim)

Para pelaku usaha kuliner ini biasanya panen pada akhir pekan. Sebab, saat itu, orang-orang yang berdatangan ke Jalan Tunjungan, Surabaya semakin ramai hingga dini hari.

Dalam semalam, para pedagang bisa meraup untung Rp 1 juta hingga Rp 2 juta pada akhir pekan saja. "Hari biasa paling sepi rata-rata paling tidak masih bisa dapat Rp 500 ribu," kata Asna.

Satu-satunya kendala utama yang dihadapi para pelaku UMKM itu adalah hujan. Pasalnya, kedai-kedai di SWK Genteng Besar memang tak dilengkapi payung atau terop.

Kalau sudah turun hujan, bisa dipastikan omzet pedagang turun drastis. Untuk masalah ini, biasanya para pedagang tak bisa berbuat apa-apa.

"Makanya saya berharap ada yang perhatian dari pemerintah atau pihak lain ada bantuan," terang Asna.

Yang menarik, hampir setiap kedai atau stan di SWK Genteng Besar telah menggunakan QRIS untuk pembayarannya. Layanan fasilitas QRIS ini diinisiasi BRI.

"Ya memang lebih gampang tak ribet atau susah-susah cari uang kembalian," ucap Asna.

Dilansir dari laman resmi BRI, sepanjang 2023 volume transaksi merchant QRIS BRI mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 400 persen. Dalam datanya, disebutkan jumlah merchant QRIS BRI telah mencapai 3,7 juta atau tumbuh 30 persen

Pada tahun ini, akuisisi merchant QRIS BRI diproyeksikan mengalami pertumbuhan 20 persen yoy dengan volume transaksi diproyeksikan tumbuh sekitar 18 persen yoy. Ini semakin membuktikan penggunaan QRIS semakin diminati masyarakat karena efektifitasnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads