Kuliner khas Tionghoa peranakan merupakan hasil akulturasi masakan Tionghoa dan Melayu. Makanan peranakan ini tak pernah gagal dalam memanjakan lidah masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Cocok dihidangkan saat perayaan Cap Go Meh.
Masakan peranakan umumnya menggunakan bahan dan teknik khas Tionghoa yang dipadukan rempah lokal. Perpaduan ini melahirkan cita rasa baru yang lebih mudah diterima lidah masyarakat Asia Tenggara.
Baca juga: Lontong Cap Go Meh: Sejarah hingga Maknanya |
Makanan Tionghoa Peranakan
Popularitas masakan Tionghoa peranakan yang meroket bisa menjadi pilihan tambahan saat berburu kuliner. Ada enam rekomendasi makanan khas Tionghoa peranakan yang bisa dihidangkan saat perayaan Cap Go Meh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sup Hipio
Sup hipio atau juga biasa disebut yu piu soup merupakan salah satu hidangan yang bisa menjadi pilihan untuk menemani perayaan Cap Go Meh. Hipio sendiri merupakan sebutan untuk perut ikan seperti dilansir detikFood.
Perut ikan ini dimasak menjadi sup segar. Sup hipio juga kerap ditambahkan berbagai sayuran, seperti sawi putih dan wortel untuk menambah cita rasa. Makanan ini juga umum disajikan pada perayaan Imlek.
2. Laksa
![]() |
Bagi sebagian orang, makanan ini tidak terdengar asing. Laksa dapat ditemui di berbagai restoran yang menyajikan masakan peranakan.
Laksa merupakan hidangan mi yang dimasak dengan kuah santan yang kental. Di Indonesia, laksa dikenal dengan rasa rempah yang sangat kuat.
3. Rojak
![]() |
Siapa sangka makanan yang dikenal sebagai rujak ini merupakan masakan peranakan? Rojak berbahan dasar buah atau sayuran yang disiram dengan saus. Di Indonesia, makanan ini terbuat dari potongan buah yang disiram sambal gula merah kental.
Sedikit berbeda dengan Singapura. Rojak dari Negeri Singa ini memiliki saus hitam kental dengan tambahan taburan kacang cincang. Selain di dua negara ini, rojak juga populer di Malaysia.
4. Onde-onde
![]() |
Makanan satu ini tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Onde-onde ternyata berasal dari Tiongkok. Makanan ringan ini dibawa pedagang Tiongkok yang datang ke Indonesia.
Pada awalnya, onde-onde memiliki isian gula merah dengan baluran wijen putih sehingga memiliki rasa manis. Namun, setelah memasuki Indonesia, terdapat sedikit modifikasi.
Onde-onde di sini lebih dikenal dengan isian kacang hijau sehingga ada kombinasi rasa gurih manis. Bagi orang Tionghoa sendiri onde-onde merupakan simbol kepuasan.
5. Mochi
![]() |
Siapa yang tidak tahu mochi? Makanan yang sedang naik daun ini memiliki cita rasa manis membuat mochi digemari masyarakat umum. Kue ini berbahan dasar tepung beras ketan sehingga memiliki tekstur kenyal.
Isian mochi pun beragam, mulai dari kacang merah hingga es krim. Mochi juga termasuk ke dalam santapan yang wajib dihidangkan saat Imlek. Kue ini memiliki simbol keluarga yang selalu berkumpul pada perayaan Imlek.
6. Lontong Cap GoMeh
![]() |
Kuliner yang tak boleh ketinggalan saat perayaan Cap Go Meh. Apalagi kalau bukan lontong cap go meh. Kuliner yang selalu menjadi hidangan khas puncak perayaan Imlek ini merupakan peranakan Tionghoa dan Jawa.
Lontong cap go meh hadir sebagai pengganti yuanxiao yang merupakan bola-bola terbuat dari tepung beras. Sementara lontong cap go meh terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.
Dari enam rekomendasi kuliner khas Tionghoa peranakan di atas, mana yang mau kamu coba untuk dihidangkan saat perayaan Cap Go Meh nanti?
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)