Banyak orang jijik melihat bentuk ulat jati. Namun, siapa sangka ulat jati dapat dikonsumsi dan justru memiliki gizi tinggi. Makanan ekstrem ini bahkan sudah menjadi hal lumrah bagi warga pinggiran hutan jati.
Melansir laman Universitas Jambi dalam artikel berjudul 'Ternyata Ulat Kepompong Jati Itu Begizi!' karya Rizano Anders Rayel, ulat jati memiliki banyak kandungan gizi seperti protein, vitamin, mineral, lemak, dan karbohidrat. Ulat jati bisa dikonsumsi apabila sudah berubah menjadi kepompong atau enthung.
Sampai saat ini masih ada masyarakat yang mengonsumsi ulat jati karena dinilai enak dan bergizi. Ulat jati (Hyblaea puera) biasanya menempel di pohon jati untuk memakan daun pohon jati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jarang ulat jati jatuh ke tanah. Ulat jati biasanya datang satu tahun sekali beberapa saat setelah musim hujan tiba. Terdapat cir-ciri fisik kepompong ulat jati adalah sebagai berikut.
- Memiliki warna cokelat sampai cokelat tua kehitam-hitaman.
- Memiliki panjang rata-rata 1,4 - 1,9 sentimeter dan berat rata-rata 0,7-1,3 miligram.
Beberapa daerah di Jawa Timur yang masih banyak mengonsumsi ulat jati, salah satunya Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan kondisi geografis alamnya, Bojonegoro memiliki pohon jati yang melimpah, dan secara tidak langsung pohon jati tersebut juga ditempeli oleh ulat jati.
Maka, masyarakat sekitar memanfaatkan kepompong ulat jati untuk dikonsumsi karena dinilai memiliki protein tinggi. Menjelang akhir musim kemarau, ulat jati akan menggerogoti daun jati.
Oleh karena itu, masyarakat sekitar menganggap ulat jati sebagai hama pengganggu. Mereka pun mengumpulkan ulat jati untuk dimasak sendiri maupun dijual dengan harga mencapai Rp 60 ribu per kilogram.
Cara Mengolah Ulat Jati
Karena Ulat jati memiliki kandungan protein yang tinggi, maka kepompong ulat jati (enthung) dapat diolah menjadi makanan yang enak. Berikut beberapa cara mengolah ulat jati.
- Pertama, enthung dicuci hingga bersih.
- Didihkan air, apabila sudah mendidih masukkan enthung.
- Jika enthung sudah berubah warna menjadi hitam kecokelatan, maka enthung sudah dikatakan matang dan siap ditiriskan.
Enthung yang telah matang dapat diolah menjadi berbagai olahan makanan, seperti tumis sayur, balado, hingga rempeyek. Bahan-bahan tumis dan sayur enthung sama seperti makanan pada umumnya dan bisa dikreasikan sesuai selera masing-masing.
Cara Mengawetkan Ulat Jati
Melansir jurnal Program Kreativitas Mahasiswa Universitas Yogyakarta berjudul 'Potensi Ungker (Hyblaea Puera) Hutan Jati di Kabupaten Blora', ulat jati memiliki sifat cepat busuk dan hanya bisa bertahan kurang lebih 12 jam. Tetapi ada acara untuk mengawetkan ulat jati agar tidak cepat busuk. Berikut cara mengawetkan ulat jati.
- Mencuci ulat jati dengan air hingga bersih.
- Setelah bersih, ulat jati dikukus dan diberi garam secukupnya hingga matang.
- Kemudian keringkan ulat jati.
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qurrotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)