Kucur-Martabak Jadi Primadona Pemburu Takjil di Karang Menjangan Surabaya

Jajan Ramadhan

Kucur-Martabak Jadi Primadona Pemburu Takjil di Karang Menjangan Surabaya

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Jumat, 24 Mar 2023 15:10 WIB
Kucur dan martabak mie di Pasar Karang Menjangan Surabaya
Kucur (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Menjelang buka puasa, masyarakat berbondong-bondong berburu takjil untuk menemani santap berbuka. Di Surabaya, pedagang takjil kerap diserbu masyarakat. Seperti halnya penjual jajanan jadul khas Madura di Jalan Karang Menjangan.

Di sini, kucur dan martabak mi Madura menjadi primadona. Banyak yang membeli jajanan ini untuk disantap saat berbuka puasa.

Salah satu penjualnya yakni Siti Rokhayah. Ketika didatangi detikJatim, ia menunjukkan kelihaiannya mengolah, menggoreng, hingga menyajikan kucur dan martabak mie.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kucur ngene iki mek gawe glepung karo pewarna panganan, Mas (Begini ini membuat Kucur, adonannya hanya menggunakan tepung dan pewarna makanan)," kata Siti dengan logat Jawa bercampur Madura saat ditemui detikJatim, Kamis (23/3/2023).

Kucur merupakan jajanan dengan rasa manis dan gurih. Sedangkan martabak mi rasanya gurih dan bertambah nikmat saat dimakan dengan cabai hingga dicocol petis.

ADVERTISEMENT

Sembari menggoreng, ia meladeni pembeli yang dan. Harga kucur hingga martabak mie yang dijual Siti hanya Rp 1.000 per biji.

"Kabeh sewuan, Mbak, monggo (Semua serba seribuan, Mbak, silakan)," ungkap wanita berusia 40 tahun itu saat menjawab pertanyaan pembeli.

Siti menjelaskan, bulan Ramadhan menjadi berkah baginya. Sebab, 800-an buah kucur hingga martabak mie selalu ludes dalam kurun waktu 3 jam saja.

"Lek poso 700 sampek 800 biji (kucur dan martabak mie), lek dino biasa mek 300 sampek 500 biji, iku ae suwe entek e (Kalau puasa, 700 sampai 800 biji, kalau hari biasa, hanya 300 sampai 500 biji, itu pun lama habisnya)," ujar dia.

Kucur dan martabak mie di Pasar Karang Menjangan SurabayaPenjual kucur-martabak mi di Pasar Karang Menjangan Surabaya/Foto: Praditya FR/detikJatim

Wanita asal Bangkalan, Madura itu menegaskan, saat hari biasa, ia bisa menjual 500 biji kucur dan martabak mie saja. Dari jumlah itu, ia mampu meraup untung sekitar Rp 150 tibu hingga Rp 250 ribu.

"Lek dino biasa olehe duwik mek Rp 150 ribu sampek Rp 250 ribu, lek posoan isok sampek Rp 700 ribu (kalau hari biasa dapat uang cuma Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu, kalau puasa bisa sampai Rp 700 ribu)," paparnya.

Untuk mendongkrak keuntungannya, ia pun menaikkan harga hingga ukuran dari dagangannya. Dari semula yang hanya Rp 500, kini menjadi Rp 1.000.

"Mulai tahun 2000, yo ngene iki penggaweane (ya seperti ini pekerjaannya)," paparnya.

Hal senada disampaikan pedagang martabak mi dan aneka gorengan lainnya, Romlah. Wanita berusia 45 tahun itu kerap memborong bahan-bahan dalam jumlah besar untuk dibuat adonan.

"Tepung 10 kilogram, minyak 4 liter, gula 3 kilogram," tuturnya.

Warga Jalan Mojo, Surabaya itu mengaku, mayoritas konsumennya adalah pekerja dan mahasiswa. Selama Ramadhan pula, dagangannya ludes terjual dalam kurun waktu 2 hingga 3 jam saja.

Kucur dan martabak mie di Pasar Karang Menjangan SurabayaPembeli kucur-martabak mi di Pasar Karang Menjangan Surabaya/Foto: Praditya FR/detikJatim

"Per hari kalau selama Ramadhan, setiap pulang selalu habis, Alhamdulillah," katanya.

Sementara salah satu mahasiswa asal Unair, Chika (22) mengaku kerap berburu jajanan takjil di Karang Menjangan setiap tahunnya, terutama martabak mi. Ia mengaku, tak afdol rasanya bila berbuka tak menyantap makanan asal Pulau Garam itu.

"Setiap tahun mesti ke sini, sama teman kos. Yang pasti di beli ya martabak mi sama cakue. Nah, ini tadi teman saya ada yang penasaran sama kucur, jadi beli sekalian," ujar wanita asal Mojokerto itu.




(hil/fat)


Hide Ads