Namanya petulo, makanan tradisional ini bisa menjadi sajian Anda di akhir pekan. Rasanya yang legit dan gurih bisa dinikmati bersama keluarga di rumah.
Petulo merupakan salah satu makanan tradisional yang tetap eksis hingga kini. Proses pembuatannya yang mudah dan murah, membuat kaum milenial pun memilih makanan ini sebagai menu usaha kulinernya.
Seperti Utami warga Kalipang Kecamatan Sutojayan ini. Dia meneruskan usaha yang diwariskan kedua orang tua dan neneknya sejak puluhan tahun silam. Tak ada yang berubah, selain rombongnya memajang jualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Utami konsisten memakai tepung beras, tepung tapioka, daun pandan dan santan kental untuk membuat petulo. Adonan tepung beras, tepung tapioka dan santan dimasak sampai kalis. Kemudian dibagi beberapa bagian yang diwarna alami. Lalu dicetak menggunakan saringan logam, dibentuk menyerupai mie panjang, kemudian digulung satu per satu.
"Kuahnya saya pakai santan segar yang dimasak. Lalu diberi potongan daun pandan dan bubuk panili biar baunya harum segar," kata Utami kepada detikJatim, Sabtu (14/1/2023).
Untuk memenuhi selera para pembeli, Utami juga menyiapkan isian tambahan biar makin variatif dan berwarna. Seperti ketan putih, kacang hijau, potongan roti tawar dan potongan jelly. Karena pada dasarnya, kuah petulo sama dengan kuah kolak roti.
"Ya sesuai keinginan yang beli. Ada yang pengen makan petulo saja. Ada yang mau campur. Saya sediakan semua, karena keinginan pembeli kan beda-beda," jelasnya.
Buka sejak pukul 17.00 WIB sampai dagangannya habis, tak kurang 50 porsi petulo bisa terjual. Satu mangkok petulo atau isian lengkap, Utami menjualnya seharga Rp 4000. Ada yang makan di tempatnya jualan, tak sedikit juga yang minta dibungkus dibawa pulang.
Jika melewati Jalan Raya Lodoyo, aroma gurih legit santan petulo ini sangat menggoda pengendara. Tak heran, jika banyak pengendara yang berhenti karena penasaran dari aroma yang meruar di jalanan. Seperti Erna dan suaminya yang sedang dalam perjalanan ke Tulungagung ini.
"Tadi melintas kok baunya enak sekali. Kami langsung balik kanan.Penasaran dengan rasanya. Dan ternyata sesuai ekspektasi. Gurih sekali , petulonya legitnya pas, santannya gurihnya pas. Cocok untuk menghangatkan perjalanan ini," aku suami Erna, Wahono yang naik motor perjalanan dari Kota Blitar.
(abq/fat)