Nagasari, Teman Setia Ngopi Pagi

Nagasari, jajanan tradisional yang pas menjadi teman ngopi pagi. Kue basah ini dipilih penikmat kopi yang mulai beralih ke menu ringan untuk sarapan.

Nagasari berbahan utama tepung beras, santan dan potongan pisang sebagai isian. Kue ini sangat populer dan menjadi warisan kuliner dari generasi ke generasi, terutama di wilayah Jawa. Dulu, nagasari hanya disajikan saat ada hajatan besar atau kenduri.

Namun kini keberadaannya gampang didapatkan. Tak hanya di pasar tradisional, nagasari juga bisa ditemui di swalayan besar. Eksistensi nagasari ini bukan tanpa sebab. Rasa kuenya yang enak, gurih dan mengenyangkan, cocok menjadi alternatif teman ngopi, bahkan untuk menu sarapan pagi.

"Setelah nemu jajan ini, saya beralih dari gorengan ke nagasari. Lebih sehat ya karena dikukus, tanpa minyak. Tapi gurihnya nendang. Kopi kan lebih cocok disandingkan dengan makanan gurih buat sarapan," ulas Poerwahono, warga Sananwetan, Kota Blitar, Jumat (28/10/2022).

Proses pembuatan kue basah ini relatif mudah. Tepung beras dituangkan dalam santan kental lalu diaduk merata sebagai adonan utama. Tambahkan gula putih dan garam. Untuk membuat harum aroma adonan, jangan lupa memberi daun pandan ketika memasak santan. Aduk-aduk sampai mengental. Jika sudah masak, angkat dan dinginkan.

Kemudian, siapkan daun pisang muda untuk membungkusnya. Oleskan sedikit minyak di permukaan daun, lalu ambil satu sendok adonan dan taruh di dalam daun pisang.

Baru selipkan irisan pisang ke dalam adonan, lalu tutup lagi dengan sedikit adonan. Adonan kemudian dibungkus daun dengan melipat kedua ujungnya.

"Ngukusnya paling lama 30 menit. Biar kematangannya sempurna dan tidak mudah basi," kata Mbah Siri, sang penjual.

Satu buah nagasari dijual Mbah Sri seharga Rp 1.500. Dia memilih menitipkan nagasari buatannya ke beberapa warung dan toko jajanan di pasar tradisional Kota Blitar. Tak jarang, Mbah Siri menerima pesanan nagasari dalam jumlah banyak untuk acara kenduri atau selamatan.