Salah satu kuliner pelepas dahaga di kala cuaca terik adalah es krim. Jika bosan dengan es krim biasa, cobalah Es Drop. Es ini bisa ditemukan di Kota Blitar.
Es Drop merupakan salah satu jajanan legendaris yang masih eksis di Kota Blitar. Bahkan, pemiliknya saat ini adalah generasi ketiga.
Seperti apa Es Drop itu? Apa bedanya dengan es krim biasa dan es lilin? Simak ulasannya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Es Drop Blitar
Sekilas, Es Drop nampak seperti es krim pada umumnya. Es ini berbentuk lonjong memanjang dengan stik sebagai pegangannya. Ada berbagai rasa seperti cokelat, kacang hijau, strawberi, dan lain-lain.
Namun, Es Drop ini menggunakan santan sebagai bahan utamanya, tidak seperti es krim yang berbahan utama susu dan krim. Selain itu, Es Drop juga tidak menggunakan pemanis buatan.
Es ini juga menggunakan kertas roti sebagai pembungkusnya. Bukan plastik. Karenanya, es ini juga berbeda dengan Es Lilin.
Seperti apa proses pembuatannya? Tim detikJatim pun berkesempatan untuk mengunjungi rumah produksi Es Drop di Jalan Anggrek 49, Kota Blitar dan menilik proses pembuatannya.
![]() |
Untuk membuat Es Drop, bahan yang digunakan adalah santan segar, susu sapi segar, gula merah, dan putih dan bahan perasa. Seperti cokelat, kacang hijau asli, strawberi asli, dan durian asli.
"Komposisi dan takarannya tidak berubah sampai sekarang. Jadi rasanya juga tidak berubah dari dulu. Namun, karena tanpa pemanis dan pengawet buatan, Es Drop memang tidak bisa bertahan lama diluar mesin pendingin," tutur pemilik usaha Ice Drop Blitar, Anton kepada detikJatim, Jumat (7/10/2022).
Bahan-bahan itu pun diolah menjadi adonan es. Lantas didinginkan agar teksturnya padat dan diberi stik untuk gagang esnya.
Es Drop juga tetap mempertahankan kemasan dengan memakai kertas roti. Menurut Anton, kertas roti lebih sehat dipakai pembungkus es lilin daripada plastik. Bahkan, logo Es Drop di kertas roti itu dicetak sendiri.
"Tujuannya agar pewarna cetakan tidak mempengaruhi rasa esnya," ungkap Anton.
Baca ulasan Es Drop yang diproduksi sejak 1937 dan harganya di halaman selanjutnya
Es Drop Diproduksi Sejak 1937
Anton sendiri merupakan generasi ketiga pemilik usaha Es Drop ini. Menurut dia, Es Drop ini diproduksi sejak tahun 1937 oleh sang nenek.
Setelah era kemerdekaan, administrasi perizinan usaha rumahan mulai ditertibkan pemerintah. Baru tahun 1956, keluarga Anton memegang hak paten Es Drop dengan logo gambar burung betet dalam lingkaran berwarna hijau.
"Sekarang banyak yang bikin es seperti ini. Tapi yang paling lama memang di sini," jelasnya.
Menurut Anton, mempertahankan rasa Es Drop yang otentik merupakan tantangan tersendiri. Pasalnya, harga kelapa makin mahal dan harus memesan gula merah murni yang tanpa pengawet buatan.
![]() |
Anton pun berkali-kali menolak tawaran bahan gula rafinasi walaupun harganya jauh lebih murah untuk menekan biaya produksi. Meski begitu, harga Es Drop masih sangat terjangkau.
"Satu batang Es Drop dijual seharga Rp 3.500," pungkas Anton.
Nah, itu tadi ulasan Es Drop asal Kota Blitar. Penasaran rasanya? Ayo mampir ke Kota Blitar untuk cicipi Es Drop langsung.