Jajanan putu ayu sudah lumrah dikenal penikmat kuliner. Namun putu manis warga Blitar ini dibikin berbeda karena berbahan tepung beras merah. Lebih enak dan menyehatkan.
Nama putu ayu, sudah jamak dikenal sebagai jajanan berbahan dasar tepung beras putih. Warnanya identik putih, berpadu hijau pandan dengan taburan kelapa parut di atasnya. Bentuknya pun beragam, ada yang lonjong dicetak di dalam bumbung atau bambu, ada juga yang dicetak menyerupai bentuk bunga.
Namun putu bikinan Okti Wardani ini beda. Namanya putu manis, menyesuaikan warnanya yang coklat kehitaman dan bahannya dari tepung beras merah. Proses pembuatannya sama, hanya durasinya saja yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau putu manis ini memproses tepung beras merahnya relatif lebih cepat. Namun tingkat kematangan harus benar-benar dijaga supaya pas saat dicetak tidak ambyar," papar Okti, Sabtu (12/2/2022).
Perempuan berusia 28 tahun ini menceritakan, ide awal pembuatan putu manis dari pesanan pelanggan yang biasa mengkonsumsi beras merah. Okti pun mencobanya namun dengan jumlah terbatas. Adonan pertama, ia tak berhasil mencetak putu dengan bentuk sesuai bumbung.
Setelah ditelusuri, ternyata tingkat kematangan tepung merah yang dikukus, berbeda dengan tepung beras putih.
"Dibilang lebih rumit, iya. Karena ketika mengukus tepung beras merahnya, gak boleh kelamaan dan gak boleh kurang matang. Jadi harus dijaga. Makanya untuk putu manis harganya juga beda, seporsi isi 10 Rp 12.000," jelasnya.
Okti mengakui, kehadiran putu manis di lapaknya, tidak bisa setiap hari. Kalau ada pesanan dan sisa, baru dipajang dan bisa dibeli pelanggan lainnya. Untuk memesan putu manis ini, Okti minta tiga hari sebelumnya. Karena dia harus belanja beras merah yang stoknya tidak semua toko tersedia.
Berkat tampilan putu manis yang di-posting Okti di akun IG @puthuku ini, lapaknya di Jalan Bali Kota Blitar tak pernah sepi pembeli. Buka mulai pukul 18.00 WIB, dagangannya biasa habis sebelum pukul 20.00 WIB.
"Alhamdulillah jadi lahan penghasilan baru. Sejak suami saja berhenti kerja di pabrik plastik Sidoarjo karena pandemi, ya kami banting setir jualan putu ini," pungkasnya.
(hil/hil)