Polisi Berikan Trauma Healing Keluarga-Santri Ponpes di Sidoarjo

Polisi Berikan Trauma Healing Keluarga-Santri Ponpes di Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Selasa, 30 Sep 2025 21:15 WIB
Polda Jatim dan Polresta Sidoarjo memberikan trauma healing bagi keluarga korban ambruknya Ponpes Al Khoziny
Polda Jatim dan Polresta Sidoarjo memberikan trauma healing bagi keluarga korban ambruknya Ponpes Al Khoziny (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama Polresta Sidoarjo memberikan layanan trauma healing bagi para santri dan keluarga korban runtuhan bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.

Layanan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan psikologis pasca insiden tragis yang terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat puluhan santri sedang melaksanakan ibadah.

"Kami hadir memberikan semangat, dukungan moral, serta doa bagi para korban dan keluarganya agar tidak merasa sendiri dalam menghadapi musibah ini," ujar AKBP Mujib, Selasa (30/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim Psikologi Polda Jatim Turun Langsung Kegiatan trauma healing dipimpin oleh Kabag Psikologi SDM Polda Jatim, bekerja sama dengan Kabag SDM Polresta Sidoarjo Kompol Hery Dian Wahono dan sejumlah anggota.

ADVERTISEMENT

"Mereka menyambangi langsung santri-santri yang masih dirawat di rumah sakit serta keluarga korban yang berada di kawasan pondok pesantren," imbuh Mujib

Menurut Mujib, langkah ini penting untuk mendampingi para korban secara psikologis agar tidak mengalami trauma berkepanjangan yang bisa mengganggu proses pemulihan fisik maupun mental mereka.

Pendampingan dan Dialog dengan Korban Selama proses pendampingan, anggota polisi turut mendengarkan cerita para santri tentang detik-detik kejadian yang mereka alami. Keluarga korban juga diberi ruang untuk menyampaikan kesedihan dan kekhawatirannya.

"Melalui interaksi ini, kami ingin menunjukkan bahwa negara hadir. Kepolisian tidak hanya fokus pada pengamanan, tetapi juga pada sisi kemanusiaan," ucap Mujib.

Mujib berharap kegiatan trauma healing ini bisa mendukung pemulihan mental dan emosional para korban, terutama anak-anak yang menjadi santri dan sangat rentan mengalami tekanan psikologis setelah mengalami peristiwa traumatis.

"Ini bagian dari pelayanan kami kepada masyarakat, khususnya dalam situasi bencana atau musibah. Semoga mereka bisa pulih dan kembali menjalani aktivitas belajar serta kehidupan seperti sediakala," ujarnya.

Polda Jatim menyatakan akan terus melakukan pendampingan psikologis selama dibutuhkan, termasuk membuka ruang konsultasi lanjutan bagi keluarga yang ingin mendapatkan bantuan profesional.




(ihc/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads