Dari tumpukan limbah ternak yang kerap mencemari lingkungan, Hilda Sukmawati Wahyuning Tyas berhasil menciptakan inovasi hijau yang mengubah wajah desanya. Melalui program peternakan terintegrasi, ia membuktikan bahwa masalah bisa menjadi sumber manfaat bagi masyarakat.
Hilda, alumnus program studi Antropologi Universitas Airlangga, mengembangkan program Literasi (Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi) di Desa Sumbersari, Lamongan. Ia menyulap limbah kotoran ternak dan hasil samping panen menjadi produk ramah lingkungan yang memberi dampak besar bagi warga.
Melalui program itu, Hilda berhasil mengintegrasikan sektor peternakan dan pertanian dalam satu sistem berkelanjutan. Hasil samping pertanian ia olah menjadi pakan fermentasi bernutrisi tinggi dan tahan lama. Sementara limbah kotoran ternak diolah menjadi pupuk organik serta biogas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terjun ke dalam bidang ini karena saya tergerak untuk dapat memberikan solusi terhadap masalah yang ada di desa. Desa saya memiliki hasil samping panen berlimpah untuk pakan ternak, namun dengan masa simpan yang pendek. Di sisi lain, limbah kotoran ternak yang menggunung juga mencemari lingkungan," ujarnya.
Program Solutif
Dari permasalahan tersebut, Hilda menggagas Literasi Edufarm yang memperkenalkan silase, pakan ternak fermentasi dari hasil samping pertanian dengan masa simpan panjang dan nilai gizi tinggi. Limbah ternak seperti feses ia manfaatkan sebagai pupuk organik, sedangkan urine ternak digunakan sebagai bahan baku biogas.
"Kami berupaya memberdayakan ibu-ibu untuk bekerja di kandang koloni dalam produksi pupuk organik, pengelolaan kebun percobaan untuk bahan catering. Selain itu, para pemuda kami latih untuk dapat menjadi trainer untuk program pelatihan masyarakat umum sebagai lokasi 'Integrated Farming' serta sekolah yang bekerjasama dalam pembelajaran outing class," ungkapnya.
Meski mendapat sambutan positif, Hilda sempat menemui tantangan dalam mengenalkan program tersebut. Ia mengatasinya dengan terus memberikan pelatihan dan menginisiasi fasilitas asuransi hewan ternak yang dapat dicairkan bila hewan mati atau sakit.
"Kami menawarkan warga untuk mengirimkan kotoran ternaknya pada kami yang mana sebagai gantinya kami akan membayarkan uang iuran untuk asuransi ternak warga. Asuransi tersebut dapat dicairkan sewaktu-waktu apabila ternak mengalami potong paksa atau kematian, sehingga warga tidak perlu khawatir terhadap keberlanjutan pemeliharaan ternaknya," ungkapnya.
Prestasi Gemilang
Atas dedikasinya, Hilda meraih berbagai penghargaan, mulai dari juara 1 Pemuda Pelopor Lamongan, juara 3 Pemuda Pelopor Jawa Timur bidang Pemanfaatan Sumberdaya Alam, Lingkungan dan Pariwisata, juara 3 Local Hero Award KLHK 2024.
Ia juga dinobatkan sebagai salah satu Pemuda Utama Jawa Timur. Ia juga menjadi perwakilan Pemuda Pelopor Desa di Bidang Lingkungan dari Jawa Timur.
"Bagi saya dapat berdampak bagi banyak orang adalah sebuah anugerah luar biasa yang dibuktikan dengan desa saya dapat berubah status dari desa tertinggal menjadi desa maju sekarang. Saya meyakini manusia yang baik adalah manusia yang berguna bagi sesama, jangan menyerah dan terus memberikan solusi dan inovasi," pungkasnya.
(auh/hil)












































