Laskar Belajar, Ruang Hangat Anak-anak Pemulung Tumbuh dan Bermimpi

detikjatim Awards 2025

Laskar Belajar, Ruang Hangat Anak-anak Pemulung Tumbuh dan Bermimpi

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 03 Nov 2025 15:15 WIB
Komunitas Laskar Belajar
Komunitas Laskar Belajar/Foto: Istimewa
Surabaya -

Sebuah tugas sekolah bisa melahirkan gerakan sosial yang kini berdampak besar bagi pendidikan anak-anak di Kota Malang. Dari sebuah kegiatan wawancara masyarakat, Vina Dhesya Maharina menemukan panggilan hatinya mendirikan Komunitas Laskar Belajar.

Kini, komunitas itu tumbuh menjadi ruang belajar yang hangat bagi anak-anak kampung pemulung dan sekitarnya.

"Waktu itu saya kelas 12 SMA. Ada tugas wawancara masyarakat, dan saya dapat informasi kalau di daerah Muharto Gang 7 ada kampung pemulung yang anak-anaknya kurang mendapat pendampingan pendidikan," tutur Vina saat dihubungi detikJatim, Senin (3/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pertama kali datang, Vina justru disambut hangat sekaligus haru. Anak-anak di kampung itu mengira dirinya adalah guru baru mereka.

ADVERTISEMENT

"Akhirnya saya minta izin ke warga untuk mengajar di sana. Saya juga ajak beberapa teman untuk ikut berpartisipasi jadi pengajar," ujarnya.

Dari situlah cikal bakal Komunitas Laskar Belajar berdiri pada tahun 2019. Kini enam tahun berjalan, Laskar Belajar bukan sekadar kegiatan sukarela. Komunitas ini telah menjadi ruang tumbuh bagi anak-anak dan relawan di Kota Malang.

Hingga saat ini, ada sekitar 120 anak yang aktif belajar di empat rumah belajar di berbagai titik kota.

Empat rumah belajar tersebut adalah Rumah Belajar Nusantara di kawasan Muharto Gang 7, SATAPSEMI (Satu Atap Sejuta Mimpi) di Muharto Gang 5, AKSARA (Aku Satu Rusunawa) di Rusunawa Buring, dan Omah Harsa di kawasan Mergan.

"Fokus kami tetap sama dari awal berdiri untuk mendampingi anak-anak belajar. Namun tidak hanya intelektual saja, kami juga mengembangkan minat bakat anak-anak," kata Vina.

"Setiap tahunnya memang ada perubahan program, tapi tujuannya tidak pernah bergeser, agar anak-anak bisa tumbuh percaya diri, semangat belajar," imbuhnya.

Para relawan yang tergabung pun datang dari berbagai latar belakang. Kini ada sekitar 60 relawan aktif, sebagian besar mahasiswa dari berbagai kampus di Malang Raya, baik negeri maupun swasta. Bahkan, beberapa siswa SMA juga ikut bergabung sebagai relawan.

Di Laskar Belajar, kegiatan untuk anak-anak juga tidak melulu soal belajar membaca dan berhitung. Ada banyak program yang dirancang untuk menumbuhkan semangat dan kreativitas anak-anak.

Komunitas Laskar BelajarKomunitas Laskar Belajar Foto: Istimewa

Salah satunya adalah Program Laskar Belajar Mengabdi (PLBM), kegiatan pengajaran yang dilakukan di luar rumah belajar.

"Biasanya kami adakan di panti asuhan, sekolah formal, yayasan, atau kampung-kampung lain. Tujuannya supaya anak-anak bisa belajar dengan menyenangkan sesuai kehidupan sehari-hari," jelas Vina.

Selain PLBM, ada juga Program ALJABAR, yakni ajang bagi anak-anak untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka. Di sini, mereka bebas menampilkan karya, mulai dari menyanyi, menari, membaca puisi, pencak silat, menggambar, hingga membuat kerajinan tangan.

"Lewat ALJABAR, anak-anak bisa tampil percaya diri dan merasa dihargai," ungkap Vina.

Setiap tahun, komunitas ini juga menggelar kegiatan outbond di tempat wisata ramah anak. Tujuannya, agar anak-anak tidak jenuh dan bisa belajar kerja sama, sekaligus mempererat hubungan antar rumah belajar.

Selain fokus di bidang pendidikan, Laskar Belajar juga aktif di kegiatan sosial dan kesehatan. Mereka pernah menggelar baksos dan pemeriksaan kesehatan gratis di Griya Lansia Wajak dengan menggandeng yayasan mitra.

"Relawan kami memang datang dari berbagai jurusan, bukan cuma pendidikan. Ada juga dari kesehatan, ekonomi, dan sosial," bebernya.

Program Laskar Belajar juga sering menyesuaikan dengan momentum tertentu. Saat bulan Agustus, misalnya, mereka menggelar lomba kemerdekaan. Di bulan bahasa, anak-anak diajak tampil membaca puisi dan menulis cerita. Saat Ramadan, kegiatan seperti buka bersama, tadarus, dan berbagi takjil juga rutin dilakukan.

"Semua kegiatan kami buat supaya anak-anak tidak hanya belajar akademik, tapi juga belajar tentang kebersamaan, rasa syukur, dan kepedulian," ucap Vina.

"Intinya, kami ingin Laskar Belajar jadi ruang yang hangat, tempat anak-anak bisa belajar dengan bahagia, dan relawan bisa tumbuh dalam semangat berbagi," lanjutnya.

Vina menyebut bahwa menjalankan komunitas sosial secara konsisten tentu tidak mudah. Setiap rumah belajar punya karakter anak dan lingkungan yang berbeda-beda. Vina dan tim harus terus menyesuaikan metode pengajaran agar anak-anak merasa nyaman dan mau belajar.

"Tantangan terbesar kami itu memahami kebutuhan setiap anak. Mereka punya karakter dan latar belakang yang beragam," katanya.

Selain itu, menjaga kekompakan antaranggota tim juga menjadi pekerjaan penting.

"Kami selalu berusaha menjaga komunikasi yang baik. Setiap minggu kami adakan evaluasi rutin, membahas kendala dan mencari solusinya bersama. Kami tidak ingin ada keputusan yang diambil sepihak," tegasnya.

Bagi Vina, konsistensi dan ketulusan adalah bahan bakar utama Laskar Belajar bisa bertahan sampai hari ini.

"Saya selalu bilang ke teman-teman relawan, jangan takut berkontribusi kecil. Karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Volunteer itu bukan orang yang punya waktu luang, tapi orang yang mau menyisihkan waktunya," ucapnya.

Meski sudah enam tahun berjalan, Vina mengaku masih terus belajar. Baginya, setiap kali mengajar anak-anak, ada hal baru yang ia pelajari tentang hidup.

"Semua lelah itu terbayar ketika lihat anak-anak tersenyum dan menunggu kedatangan kami. Dari mereka, kami belajar tentang ketulusan, semangat, dan arti kebersamaan," ujarnya.

Di Laskar Belajar, para relawan tidak hanya mengajar, tapi juga terus belajar untuk memahami karakter anak-anak, belajar dari kesalahan, dan menciptakan ide serta kreativitas baru agar kegiatan makin bermakna.

Meski berawal dari ruang sederhana di kampung pemulung, Vina punya harapan besar untuk masa depan Laskar Belajar. Ia ingin komunitas ini bisa menjangkau lebih banyak anak dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk ikut terjun di dunia sosial dan pendidikan.

"Harapannya sederhana tapi besar. Semoga Laskar Belajar bisa terus ada dan membawa manfaat yang lebih luas. Kami ingin semakin banyak anak-anak yang merasakan dampak pendampingan kami, dan masyarakat semakin sadar pentingnya pendidikan serta semangat berbagi," harapnya.

Ia juga berharap para relawan yang pernah bergabung bisa membawa semangat itu ke manapun mereka pergi.

"Saya ingin teman-teman relawan mengimplementasikan semua pengalaman di Laskar Belajar ke kehidupan sehari-hari, di kampus, di kerja, atau di masyarakat. Karena kami percaya, perubahan besar tidak lahir dari hal besar, tapi dari langkah kecil yang dilakukan dengan hati dan konsistensi," pungkas Vina.

Atas dedikasinya yang luar biasa pada anak-anak hingga negeri ini, komunitas Laskar Belajar masuk nominasi penerima detikJatim Awards.

Jangan lewatkan, detikJatim akan kembali menghadirkan detikJatim Awards 2025, ajang penghargaan untuk tokoh masyarakat hingga pelaku bisnis dan instansi pemerintah yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di Jawa Timur. Tahun ini, pemberian penghargaan akan digelar di Grand Mercure Malang Mirama, Kota Malang, pada Rabu, 5 November 2025.

Anugerah detikJatim Awards 2025 ini diberikan kepada individu, komunitas, instansi pemerintahan, kampus, DPRD, BUMD, dan perusahaan swasta. Seleksi penerima dilakukan melalui tahapan khusus oleh dewan redaksi detikcom dan detikJatim, dengan memperhatikan kriteria inovasi, kreativitas, inspiratif, dampak bagi masyarakat, dan keaktifan di bidang masing-masing.




(auh/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads