Keterbatasan fisik bukan penghalang untuk meraih pendidikan tinggi dan meraih mimpi. Bonifacius David Hendrawan (22), mahasiswa difabel Prodi Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mampu membuktikan itu.
Hari ini David diwisuda dan menjadi wisudawan cumlaude dengan IPK 3,68. Berkat prestasi yang telah dia raih, dirinya mendapatkan beasiswa S2 dari UM Surabaya. Dia akan dibiayai penuh hingga meraih gelar magister.
Selama 4 tahun berkuliah David mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Terutama ibunya, Ina Rostiana AN (48) yang selalu mengantarnya dari rumah mereka di Karang Pilang ke kampus dan menunggu hingga perkuliahan selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
David adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Sejak kecil dia hidup dalam keterbatasan. Ayahnya, Purwoko Alfa Kurniawan bersama ibunya tadinya hanya berharap David bisa mengenal huruf dan angka.
Tuhan telah menanamkan semangat belajar yang luar biasa dalam diri David, terutama di bidang bahasa. Sejak SD hingga SMA David sekolah di SLB YPAC Surabaya. David tak pernah membayangkan bisa berkuliah hingga gurunya memberi tahu bahwa UM Surabaya membuka beasiswa penuh bagi siswa difabel.
David pun mengikuti serangkaian tes hingga dinyatakan lolos dan resmi menjadi penerima beasiswa difabel dengan pembebasan biaya pendidikan secara penuh hingga dirinya diwisuda.
Di awal perjalanan kuliahnya, David dan keluarga sempat ragu karena David adalah seorang non-Muslim yang akan kuliah di kampus Islam. Ia khawatir tidak bisa menyesuaikan diri di UM Surabaya. Tetapi kekhawatiran itu sirna begitu ia mulai berinteraksi dengan dosen dan teman-teman.
"Semua orang di kampus memperlakukan saya dengan sangat baik. Tidak ada perbedaan. Dosen-dosen juga sangat membantu saya dalam belajar," kata David kepada wartawan di Dyandra Convention Hall, Sabtu (25/10/2025).
Dalam setiap perjuangan selalu ada hambatan yang harus dia hadapi. Ada masa ketika David merasa lelah dan hampir menyerah karena tugas yang menumpuk. Tapi sang ibu hadir sebagai pendobrak semangat.
"Kalau ditanya siapa yang paling berjasa, pasti Mama. Beliau teman saya dalam mengerjakan tugas dan orang yang selalu mengingatkan bahwa setiap pilihan harus kita pertanggungjawabkan dengan berani," ceritanya.
Sejak hari pertama kuliah hingga wisuda, sang ibu selalu mengantar dan menunggu David di kampus setiap hari. Perjalanan dari rumah ke kampus ditempuh sekitar satu setengah jam dengan sepeda motor yang sudah dimodifikasi di bengkel agar lebih aman dan nyaman bagi David.
"Awalnya Mama belajar naik motor jauh dulu selama sebulan karena beliau tidak terbiasa. Tapi demi saya, Mama berani," kenangnya.
Baginya, cinta dan pengorbanan ibu tidak bisa diukur dengan kata-kata. "Mama adalah ibu terbaik di dunia. Saya selalu berdoa agar Mama diberi umur panjang dan kesehatan," ujarnya dengan haru.
Bagi David, beasiswa difabel bukan sekadar bantuan finansial, tetapi kesempatan untuk mewujudkan mimpi yang dulu terasa mustahil. David mengambil skripsi dengan judul Improving English writing text of 12th grade students with physical impairments using Instagram feed in SLB YPAC Surabaya.
"Terima kasih UM Surabaya sudah mewujudkan mimpi saya, mimpi yang dulu hanya tertulis di atas kertas, tapi kini saya bisa membuktikannya," katanya.
Lulus dengan predikat cumlaude menjadi babak baru dalam hidup David. Ia mengaku sudah menyiapkan rencana ke depan dengan membuka kursus bahasa Inggris online agar bisa tetap produktif dan berbagi ilmu kepada orang lain.
"Dalam waktu dekat, saya ingin memulai usaha private online bahasa Inggris. Itu yang paling memungkinkan saya lakukan. Semoga bisa terwujud," urainya.
Sementara ibu David, Ina bersyukur anaknya bisa menyelesaikan studi, bahkan cumlaude. Namun baginya masih banyak jalan yang harus ditempuh putranya.
"Akhirnya selesai, bisa sampai tuntas. Ini bukan bukan akhir, tapi awal perjuangan baru buat David. Jadi, masih panjang jalannya harus ditempuh gitu. Saya bahagia, bangga, terima kasih yang luar biasa untuk Universitas Muhammadiyah Surabaya sudah memberikan kesempatan belajar kepada anak saya, sehingga dia bisa sampai ke titik ini menuju jalan yang dia cita-citakan," pungkasnya.
(dpe/abq)











































