Komunitas Bintang Nusantara Tularkan Kebaikan di Tengah Keberagaman

Kabar Komunitas

Komunitas Bintang Nusantara Tularkan Kebaikan di Tengah Keberagaman

Sri Rahayu - detikJatim
Rabu, 15 Jan 2025 20:25 WIB
Aktivitas Komunitas Bintang Nusantara saat mengajar di salah satu sekolah.
Aktivitas Komunitas Bintang Nusantara saat mengajar di salah satu sekolah. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Berawal dari keprihatinan terhadap isu keberagaman, pendidikan, dan toleransi di Indonesia komunitas Bintang Nusantara hadir dengan misi mulia. Sejak 2018, komunitas ini fokus menciptakan ruang bagi anak-anak, mahasiswa, hingga masyarakat umum untuk saling berbuat melalui program sosial.

"Kami melihat fenomena yang membuat hati tergerak. Anak-anak di daerah terpencil sering kali merasa minder dan sulit berinteraksi, sementara di kota besar anak-anak cenderung lebih berani, bahkan tempramen. Hal ini memunculkan ide untuk menciptakan komunitas yang menyatukan keberagaman," ujar Ike, Founder Komunitas Bintang Nusantara kepada detikJatim, 19 Desember 2024.

Tidak hanya itu, Ike juga mengaku tersentuh saat menyaksikan fenomena anak-anak dilibatkan dalam aksi-aksi yang seharusnya bukan menjadi dunia mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Anak-anak diajak demo politik, bahkan ada yang membawa senjata tajam. Saya rasa tugas mereka adalah belajar, bukan hal seperti itu," tambahnya.

Bintang Nusantara pun meluncurkan berbagai program untuk menjawab masalah itu. Salah satu BN Go to School, yakni mengajar di sekolah-sekolah selama 3 bulan.

ADVERTISEMENT

Kegiatan ini melibatkan sukarelawan untuk menjadi pengajar, pendamping, hingga dokumentasi kegiatan.

"Kami selalu memastikan materi yang disampaikan fun, sehingga anak-anak tidak hanya belajar tetapi juga merasa senang," jelas Ike.

Selain itu, komunitas ini rutin mengadakan kegiatan berbagi seperti Traveling Kebaikan edisi Hari Pahlawan dan berbagi takjil setiap Ramadan.

Dalam setiap programnya, Bintang Nusantara melibatkan ratusan sukarelawan dibagi ke dalam tim untuk menjangkau berbagai wilayah Surabaya.

"Setiap kegiatan kami pastikan ada survei lokasi terlebih dahulu agar pelaksanaannya lancar," ungkapnya.

Sejak awal berdiri, komunitas ini juga aktif melakukan kegiatan sosial lain. Salah satunya mengajar di Panti Asuhan BJ Habibie hingga membentuk wisuda kecil untuk anak-anak panti.

Mereka mengajar di sana selama 6 bulan, selanjutnya setelah selesai proses pengajaran Komunitas Bintang Nusantara melakukan revitalisasi Panti Asuhan BJ Habibie.

"Satu tindakan baik bisa menular ke orang lain. Itulah yang selalu kami tekankan pada para sukarelawan," ujar Ike.

Bintang Nusantara kini memiliki lebih dari 150 sukarelawan aktif, yang terbagi dalam berbagai divisi. Proses rekrutmen sukarelawan dilakukan secara terbuka melalui Instagram komunitas.

"Setiap kali kami open volunteer, ada proses wawancara dan presentasi. Kami ingin memastikan calon sukarelawan memiliki komitmen dan cara penyampaian materi yang menyenangkan, terutama untuk program mengajar," jelas Ike.

Untuk kegiatan mengajar, setiap kelas biasanya ditempati dua orang pengajar agar proses belajar lebih efektif. Materi pengajaran juga disiapkan dengan matang, termasuk simulasi untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif.

Meski telah banyak pencapaian, Ike mengakui komunitas ini menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah komitmen dari para pengurus yang sering kali menurun seiring berjalannya waktu.

"Kami selalu menekankan pentingnya komitmen, tetapi tidak semua pengurus bisa bertahan hingga akhir. Ini tantangan yang harus dihadapi semua komunitas," ujarnya.

Tantangan lainnya adalah pendanaan. Sebagai komunitas non-profit, Bintang Nusantara bergantung pada sponsor, donatur, dan dana pribadi Ike.

"Kadang tidak semua proposal gol. Saya sering menyisihkan dana pribadi untuk memastikan kegiatan tetap berjalan," kata Ike.

Meski begitu, komunitas ini tetap optimistis melangkah ke depan. Salah satu rencana besar mereka adalah merintis komunitas di daerah seperti Waingapu dan Kalimantan.

"Di sana pendidikan sangat minim, dan mereka membutuhkan komunitas seperti ini. Sayangnya, pandemi COVID-19 sempat menghentikan rencana kami. Tapi kami tetap berusaha memberikan dukungan, salah satunya dengan mengirimkan buku," tambahnya.

Bagi Ike, Bintang Nusantara bukan sekadar komunitas, melainkan sebuah gerakan bersama.

"Kami selalu mengingatkan bahwa Bintang Nusantara adalah gerakan bersama. Satu bintang mungkin tidak cukup terang, tetapi jika kita bersatu, kita bisa membawa cahaya yang lebih besar untuk Nusantara," tandasnya.

Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.




(dpe/iwd)


Hide Ads