3 Siswa SMA Asal Surabaya Sabet Grand Prize di Global Youth Forum 2024

Jatim Moncer

3 Siswa SMA Asal Surabaya Sabet Grand Prize di Global Youth Forum 2024

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 16 Jun 2024 06:30 WIB
Tiga siswa SMA VITA Surabaya raih Grand Prize Global Youth Forum (GYF) 2024
Tiga siswa SMA VITA Surabaya raih Grand Prize Global Youth Forum (GYF) 2024 (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta -

Tiga siswa dari Surabaya mengukir prestasi internasional dengan meraih penghargaan tertinggi Grand Prize dalam Kompetisi Global Youth Forum (GYF) 2024.

Ketiga siswa tersebut berasal dari SMA VITA Surabaya. Ajang Global Youth Forum 2024 digelar Kota Mungyeong, Korea Selatan. Kompetisi berlangsung pada 11 Juni 2024.

GYF 2024 menjadi ajang adu gagasan bagi puluhan siswa SMA kelas dunia. Tercatat ada 80 siswa SMA dari enam negara, termasuk Indonesia, Korea Selatan, China, El Salvador, Mongolia, dan Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga pelajar itu adalah Carson Ethan Hope Wong, Steven Christian Koharrij, dan Trixie Alineskie Tan. Ketiganya tergabung dalam Tim Maninjau dari SMA VITA Surabaya.

Ketiga siswa meraih prestasi setelah penampilannya berhasil memukau juri dengan presentasi mereka yang komprehensif. Dalam ajang tersebut, mereka mengupas isu kompleks seputar pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan.

ADVERTISEMENT

Pada tahun ini, tema yang diangkat dalam ajang tersebut adalah "The Functionalities & Dysfunctions of Artificial Intelligence in Education," sebuah topik yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi pesat saat ini.

Mereka tidak hanya menyoroti potensi AI dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga mengkritisi dampak negatifnya terhadap perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa.

"AI adalah pedang bermata dua dalam pendidikan," ujar Carson, salah satu anggota tim Maninjau dalam keterangannya, Sabtu (15/6/2024).

"Di satu sisi, AI dapat membantu personalisasi pembelajaran, memberikan umpan balik instan, dan memperluas akses ke sumber belajar. Namun, di sisi lain, AI juga dapat membuat siswa terlalu bergantung pada teknologi, menghambat kreativitas, dan memperlebar kesenjangan pendidikan."

Tim Maninjau menawarkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan tersebut seperti mengintegrasikan AI secara bijak dalam kurikulum, melatih guru dalam penggunaan AI yang efektif dan mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dalam memanfaatkan informasi yang dihasilkan AI.

Presentasi tim Maninjau mendapat apresiasi tinggi dari Mr. Jean Seok Nam, President GVCS. "Generasi muda memiliki peran penting dalam membentuk masa depan pendidikan," ujarnya.

"GYF adalah platform bagi mereka untuk berbagi ide dan berkolaborasi dalam mencari solusi inovatif untuk tantangan global."

Oscar Thamrin, Kepala Sekolah SMA VITA, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi siswa-siswinya.

"Kami selalu mendorong siswa untuk berpikir kritis, berwawasan global, dan berani menyuarakan pendapat mereka," katanya. "Kemenangan ini adalah bukti bahwa pendidikan holistik yang kami terapkan membuahkan hasil."

Lucinda Novita Munandar, Head of School VITA menambahkan bahwa prestasi ini akan menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lainnya untuk terus mengembangkan potensi diri dan berkontribusi positif bagi masyarakat.

"Kami berharap mereka akan menjadi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global dengan kreativitas dan integritas," ujarnya.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads