Abdjan, Mahasiswa Doktoral Unair Ini Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker

Abdjan, Mahasiswa Doktoral Unair Ini Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 03 Mei 2024 20:44 WIB
Mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Muhammad Ikhlas Abdjan saat menerima penghargaan.
Mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Muhammad Ikhlas Abdjan saat menerima penghargaan. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) sekaligus peneliti muda Universitas Airlangga (Unair) Muhammad Ikhlas Abdjan menemukan senyawa obat pencegah pertumbuhan sel kanker. Hasil riset itu diganjar penghargaan best paper award di jurnal internasional.

Riset yang dilakukan Abdjan itu ternyata meraih best paper award dari jurnal ternama 'Engineered Science' pada International Conference on Innovative Discoveries and Advancements in Applied Sciences iDEAAS 2024 Universitas Mahsa, Kuala Lumpur Malaysia.

Penelitiannya terpilih sebagai salah satu best paper award dari ratusan peneliti seluruh dunia. Ikhlas merupakan satu-satunya peneliti yang masih menempuh pendidikan dalam ajang tersebut. Rata-rata peserta adalah peneliti senior dan profesor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian Abdjan berjudul "Pharmacokinetic, DFT Modeling, Molecular Docking, and Molecular Dynamics Simulation Approaches: Diptoindonesin A as a Potential Inhibitor of Sirtuin-1". Itu adalah temuan baru berupa senyawa Diptoindonesin A yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

"Senyawa ini ditemukan pembimbing saya Prof Nanik Siti Aminah (pembimbing) tetapi belum pernah diujikan pada enzim sirtuin-1. Karena itu saya meneruskan penelitian ini guna menemukan inovasi baru penghambat pertumbuhan sel kanker dengan uji coba Diptoindonesin A dengan enzim sirtuin-1," kata Ikhsan, Jumat (3/5/2024).

ADVERTISEMENT

Senyawa Diptoindonesin A dapat ditemukan pada tanaman Shorea seminis yang tumbuh di kawasan Pulau Kalimantan. Sirtuin-1 merupakan salah satu dari kelas enzim sirtuin penyebab terjadinya kanker. Kebanyakan, hampir seluruh jenis kanker terdapat aktivitas dari enzim itu.

"Penelitian ini berfokus pada sirtuin-1. Sebab, enzim ini merupakan major dan aktivitasnya dapat terlihat pada kebanyakan jenis kanker seperti serviks, kanker payudara, prostat, dan lain sebagainya. Sirtuin-1 akan membantu meregulasi sel kanker sehingga akan terus tumbuh tidak terkontrol," jelasnya.

Sebelumnya, dia menguji coba simulasi perhitungan di laboratorium. Dari beberapa senyawa enzim yang diujikan menggunakan metode perhitungan komputasi pada level molekuler, Diptoindonesin A punya efek penghambatan yang baik terhadap sirtuin-1.

Dalam penelitian itu Abdjan menggunakan kajian komputasi yang mencakup metode Pharmacokinetic, DFT modeling, molecular docking, dan molecular dynamics simulation.

Lalu, pada studi farmakokinetika memprediksi kriteria kandidat obat dari kedua senyawa, yaitu diptoindonesin A dan viniferin. Hal itu juga digunakan untuk memprediksi absorbsi, distribusi, metabolisme, excretion, toxicity (ADMET).

Berdasarkan ADMET, Diptoindonesin A bisa terabsorbsi ke dalam usus halus dan berdasar distribusi BBB permeability tidak mempengaruhi langsung sel otak. Senyawa itu juga tidak mempengaruhi sistem metabolisme tubuh.

DFT Modeling digunakan untuk menggambarkan properties dari senyawa pada tingkat molekuler sampai atomistik guna memastikan molekul stabil atau bersifat reaktif. Hasilnya, seluruh perhitungan properties Diptoindonesin A dan viniferin dinyatakan stabil.

Dalam penggambaran, struktur antara Diptoindonesin A dan viniferin sama. Namun, yang menjadi pembeda adalah adalah adanya unit glukosa pada struktur molekul Diptoindonesin A.

"Meski strukturnya sama, kandungan glukosa dalam Diptoindonesin A yang mempengaruhi aktivitas enzim sirtuin-1. Diptoindonesin A nanti akan berinteraksi dengan 21 residu asam amino pada enzim sirtuin-1 yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker," ujarnya.

Terdapat molecular docking atau metode untuk mempelajari interaksi obat dan enzim pada tingkat molekuler. Docking digunakan untuk mencari koordinat awal dan simulasi dinamika molekuler mengevaluasi secara komprehensif keseluruhan stabilisasi ikatan dan interaksi molekuler obat.

Uji coba menunjukan stabilisasi interaksi Diptoindonesin A dengan sirtuin 1 yang baik selama simulasi berlangsung. Sehingga berdasarkan sejumah metode pengujian, Diptoindonesin A layak dipertimbangkan menjadi obat penangkal pertumbuhan sel kanker. Kekurangan senyawa ini juga sulit didapat karena hasil isolasi dari tanaman.

"Untuk menutupi kelemahan tersebut diharapkan bisa dilakukan studi lebih lanjut terkait hal tersebut," katanya.

Penemuan dan riset itu memakan waktu hampir setahun. Selama itu Abdjan bukannya tidak menemukan kendala. Dia sempat terkendala fasilitas riset dan penelitian di dua negara sekaligus. Yaitu International Center for Chemical and Biological Sciences Pakistan dan Chulalongkorn University Thailand.

Menurutnya, kolaborasi ini dapat berkelanjutan dan kerja sama dengan Universitas Malaya, Malaysia untuk mengembangkan risetnya terkait enkapsulasi obat pada senyawa isolasi melalui pendekatan komputasi dan eksperimental sebagai agen antikanker.

"Saya harap riset ini bisa berkelanjutan, riset yang baik adalah riset yang tidak pernah berhenti. Ia selalu berkelanjutan. Fokus dan tajam pada satu bidang dan terus mengembangkan itu," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads