Pasuruan Menuju Kota Manasik

Pasuruan Menuju Kota Manasik

Muhajir Arifin - detikJatim
Jumat, 26 Mei 2023 08:48 WIB
Pemkot Pasuruan
Foto: Muhajir Arifin
Jakarta -

Pembangunan wisata religi Kota Pasuruan tidak berhenti di kawasan alun-alun yang sudah dijadikan bernuansa Madinah dengan ikon payung hidrolik di depan Masjid Al-Anwar. Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan juga akan membangun kawasan bernuansa Makkah di Kelurahan

Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul, yang akan dilanjutkan dengan pembangunan kawasan bernuansa Jeddah di Pelabuhan.

"Setelah payung Madinah jadi, kita lihat ada kebutuhan untuk membuat masjid bernuansa Makkah. Bisa sambung, habis dari payung Madinah, lalu ke tempat yang bernuansa Makkah. Setelah itu nanti, masjid terapung bernuansa Jeddah di pelabuhan. Kita ingin Pasuruan jadi Kota Manasik," kata Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Jumat (26/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangungan kawasan bernuansa Makkah dengan bangunan masjid mirip Masjidil Haram di Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul, akan dimulai tahun depan. Anggaran pembangunan berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan beberapa lembaga terkait.

"Lahannya sudah ada. Tahun ini kita riset dan kita DED (Detail Engineering Design), tahun depan mulai pembangunan. Saya sudah minta bantuan dari Bu Gubernur, kemudian bertahap kita minta bantuan BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji), juga Baznas Jakarta," terang Gus Ipul.

ADVERTISEMENT

Gus Ipul menargetkan kawasan bernuansa Makkah ini rampung sebelum masa jabatannya berakhir. Sementara untuk kawasan bernuansa Jeddah, ia berharap pada wali kota berikutnya untuk merampungkannya.

"Saya selesai, masjid bernuansa Makkah sudah selesai. Kalau masjid bernuansa Jeddah, tinggal PAK tahun depan, rencananya kita buat masjid terapung di pelabuhan. Harapan saya masjid bernuansa Jeddah bisa diselesaikan oleh wali kota berikutnya, siapapun wali kotanya," ungkapnya.

Lebih jauh Gus Ipul menyampaikan bahwa upaya Pemkot Pasuruan membangun Kota Manasik akan tetap beriringan dengan pembangunan wisata sejarah dan edukasi. Upaya mempercantik bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda, seperti yang telah dilakukan di Gedung Harmonie akan terus dilakukan. Pengembangan wisata edukasi juga tetap diperhatikan.

"Semuanya jalan. Kita kan membangun wisata terintegrasi, lokomotifnya wisata religi, kemudian disambungkan ke sejarah dan edukasi," tegas Gus Ipul.

Trasportasi Wisata Terintegrasi

Wisata religi Kota Manasik yang terintegrasi dengan wisata sejarah dan edukasi membutuhkan sarana transportasi yang memadai. Pihak Primer Koperasi Angkutan Darat (Primkopangda) Pasuruan berharap transportasi wisata mengakomodir angkutan kota (angkot).

"Angkot sangat berharap dikaryakan jadi moda tranportasi wisata. Kami siap," kata Ketua Primkopangda Pasuruan, Mashudi.

Menurut Mashudi, para sopir angkot akan menolak keras jika moda transportasi wisata menggunakan bus atau yang lain.
Apalagi kondisi angkot saat ini semakin sulit karena penumpang terus berkurang.

"Tolong jangan pakai kendaraan lain misal bus. Kami akan menolak. Kami siap jika angkot dimodifikasi demi bisa jadi angkutan pariwisata," katanya.

Menanggapi hal itu, Gus Ipul memastikan angkot akan menjadi angkutan pariwisata. "Angkot ke depan jadi angkutan pariwisata. Kita minta izin kepolisian untuk mendesain angkot agar pas untuk angkutan wisata," tanggapan Gus Ipul terkait harapan sopir angkot.




(ega/ega)


Hide Ads