Sosialisasi Tak Parkir di Trotoar Diputar di Traffic Light Kota Pasuruan

Pasuruan

Sosialisasi Tak Parkir di Trotoar Diputar di Traffic Light Kota Pasuruan

Muhajir Arifin - detikJatim
Minggu, 02 Apr 2023 19:00 WIB
Traffic Light di Pasuruan
Foto: detikcom/Muhajir Arifin
Pasuruan -

Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan terus menyosialisasikan agar mengembalikan fungsi trotoar untuk pejalan kaki, menjaga kebersihan kota hingga tidak memberikan uang pada pengemis. Sosialiasi dilakukan melalui berbagai media, termasuk lewat peran suara traffic light.

Speaker di traffic light persimpangan-persimpangan utama Kota Pasuruan diisi pesan suara agar warga membiasakan hidup tertib, terutama tidak parkir kendaraan dan berjualan di trotoar.

Pesan tersebut juga mengajak warga ber-Lisa Bunga demi menjaga lingkungan tetap bersih. Lisa Bunga merupakan jargon kebersihan Kota Pasuruan 'Lihat sampah, ambil dan buang pada tempatnya'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kasih pengemis, No! Kasih Pengamen, No! Sedekah, Yes!" demikian bagian akhir pesan suara yang disimak detikJatim di Persimpangan Jalan Panglima Sudirman - Jalan Erlangga, Minggu (2/4/2023).

Selama ini pesan-pesan tersebut terus dikampanyekan di berbagai kesempatan dan saluran. Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf tidak bosan mengajak warga agar tidak parkir dan berjualan di trotoar dalam setiap acara, kunjungan, pertemuan dengan kelompok masyarakat, hingga di sekolah-sekolah.

ADVERTISEMENT

Pawai untuk mengkampanyekan Pasuruan tertib, terutama tidak berjualan dan parkir di atas trotoar juga dilakukan bersama ribuan pelajar Sekolah Dasar (SD) se-Kota Pasuruan.

"Masih banyak warga parkir dan jualan di atas trotoar padahal trotoar itu haknya pejalan kaki. Kalau parkir di atas trotoar juga merusak fasilitas yang dibangun dengan uang rakyat," kata Gus Ipul, dalam berbagai kesempatan.

Sementara untuk menciptakan lingkungan bersih, Pemkot Pasuruan telah mencanangkan gerakan Lisa Bunga, yakni 'Lihat sampah, ambil dan buang pada tempatnya'. Pemkot juga lama membentuk Tim Sapu Bersih Sampah yang setiap hari membersihkan sampah kota.

Soal pengemis, pengamen dan pengelap mobil, Gus Ipul tegas melarang. "Sedekah, yes. Beri pengemis dan pengamen serta pengelap mobil, no," tegas Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, para pengemis, pengamen dan pengelap mobil sebagian besar merupakan prosesi dan bukan lagi untuk kebutuhan mendesak. Warga bisa bersedekah kepada tetangga atau anak yatim yang benar-benar membutuhkan.

"Aturan larangan pengemis, pengamen dan pengelap mobil terutama di tempat wisata dan persimpangan jalan sudah ada sebelum saya menjadi wali kota. Saya ingin menegakkan aturan itu. Pol PP kita dorong terus melakukan penertiban," ungkapnya.

Menurut Gus Ipul, larangan warga mengemis dan mengamen bukan tanpa solusi. Setiap warga yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota akan diberikan dukungan yang diperlukan agar berhenti mengemis dan mengamen.

Semua lurah sudah diminta mendata warganya yang mengemis dan mengamen. Setelah didata mereka akan diberikan dukungan yang diperlukan baik bantuan sosial, peluang usaha dan pembinaan.




(ncm/ega)


Hide Ads