Saingi Google Drive, Mahasiswa ITS Besut Aplikasi Blockchain Penyimpan Data

Saingi Google Drive, Mahasiswa ITS Besut Aplikasi Blockchain Penyimpan Data

Denza Perdana - detikJatim
Selasa, 17 Jan 2023 23:30 WIB
ilustrasi blockchain
Ilustrasi. (Foto: Internet)
Surabaya -

Tiga mahasiswa ITS mengembangkan aplikasi penyimpanan berkas digital untuk menjawab keresahan warga tentang kebocoran data. Aplikasi itu diintegrasikan dengan blockchain.

Ivan Muhammad Nizar, Pramudya Tiandana Wisnu Gautama, dan Muhammad Iqbal Abdi menamai aplikasi itu Countract. Mereka adalah mahasiswa Departemen Teknik Informatika ITS.

Ketiga mahasiswa ITS itu menyebut aplikasi buatan mereka layaknya Google Drive. "Meskipun serupa, aplikasi kami menggunakan teknologi blockchain untuk keamanan," ujar Ivan selaku Ketua Tim, Selasa (7/1/2023).

Ia menjelaskan bahwa tujuan pembuatan aplikasi itu memang untuk menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang resah dengan kebocoran data dan identitas diri

Ivan yang merupakan mahasiswa asal Trenggalek menjelaskan, blockchain adalah teknologi pengamanan dengan cara mengenkripsi data atau berkas di dalamnya.

Kelebihan dari teknologi itu adalah pengamanan yang saling berkaitan satu sama lain, layaknya rantai (chain). Hal ini didukung sistem dari blockchain sendiri yang cukup kompleks.

Ivan menyampaikan, apabila terdapat seseorang yang ingin meretas blockchain, maka orang itu harus mengubah keseluruhan kode yang telah diciptakan.

Selain itu, blockchain juga menggunakan banyak server untuk mengamankan data pengguna. Dengan kedua sistem itu, peretasan akan mudah terdeteksi.

"Hal ini menjadi alasan kami mengintegrasikan blockchain pada aplikasi penyimpanan ini," ungkapnya.

Adapun cara kerja aplikasi Countract, lanjut Ivan, awalnya pengguna diharuskan untuk mendaftar dengan perangkat yang dimiliki. Lalu, pengguna bisa menyimpan berkas dengan kode unik yang didapat.

Nantinya, kode unik itu yang akan terus digunakan untuk membuka berkas yang disimpan. "Apabila lupa kodenya, berkas masih bisa dibuka asalkan dengan perangkat yang sama ketika awal mendaftar," tuturnya.

Ivan membeberkan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan masih belum selesai karena keterbatasan waktu yang dimiliki untuk membuat teknologi blockchain.

Ia mengaku teknologi blockchain merupakan teknologi yang membutuhkan server besar dan mahal, sehingga mereka harus menciptakan blockchain versi mereka sendiri yang lebih sederhana.

Selain itu, minimnya penelitian terkait blockchain menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

Meski aplikasi itu masih dalam tahap pengembangan, tim ini telah berhasil meraih juara harapan pada Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) XV tahun 2022 pada kategori Pengembangan Perangkat Lunak.

Selain itu, Ivan menegaskan bahwa ia tertarik mengembangkan lebih jauh teknologi blockchain sebagai penelitian Tugas Akhir (TA) yang akan dia kerjakan.



Simak Video "Samsung Kecolongan, Data Pribadi Pengguna AS Bocor"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT