Keterbatasan tak menghalangi semangat pemuda asal Bangkalan, Madura, Choirul Anam untuk menyabet prestasi di jenjang internasional. Anam berhasil menyabet gelar doktoral setelah menyelesaikan jenjang S3 di kampus almamater Albert Einstein, Charles University, Praha, Republik Ceko.
Anam merupakan pemuda asal desa kecil, Desa Dlambah Dajah, Bangkalan, Madura. Desa ini baru dialiri listrik tahun 2016. Meski berasal dari desa kecil, semangat Anam tak pernah padam.
Anam adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Almarhum H Muhammad Sahlun dan Siti Habibah. Kedua orang tuanya bahkan tidak pernah sekolah formal dan tidak memiliki ijazah SD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kegigihan almarhum ayah dan ibunya terus mendorong Anam sehingga bisa menyelesaikan studi S1 di Universitas Indonesia pada 2008 dan S2 di Universitas Indonesia pada 2017.
Saat ini, ia berhasil menjadi Doktor Ahli Kebijakan Pedesaan dari salah satu kampus top Eropa dan kampus almamater ilmuwan Albert Einstein yaitu Charles University Praha.
Anam telah berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul "Analysis of the impact of village funds as fiscal decentralization policy on reducing poverty level of rural communities in Indonesia" di hadapan komite sidang disertasi yang terdiri dari Prof PhDr Arnošt Veselý, PhD, doc Ing Stanislav Klazar, PhD, dan doc Ing Michal Plaček, PhD.
Tak hanya menyelesaikan sidang dengan baik, Anam juga mendapatkan apresiasi tinggi dan penilaian istimewa dari Ketua Komite, Prof Arnost.
![]() |
Kepala Departemen Ilmu Sosial Charles University tersebut mengatakan bahwa Anam yang mampu menyelesaikan Program Doktoralnya selama 3 tahun 4 bulan merupakan hal yang jarang sekali terjadi.
"Sungguh ini sangat membanggakan Kami karena Anam bisa menyelesaikan studi doctoral kurang dari waktu yang dijadwalkan yaitu 4 tahun, ini suatu yang jarang sekali terjadi sebelumnya dan dia menjadi lulusan tercepat di angkatannya," ucapnya sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang diterima detikEdu, Selasa (14/2/2023).
Meski berasal dari Desa kecil di Madura, sejak awal Anam mengaku memang ingin melakukan penelitian dan menulis disertasi tentang Pedesaan dan menjadikannya sebagai salah satu Ahli Kebijakan Dana Desa dari Eropa.
Anam ingin mendedikasikan seluruh penelitiannya ini untuk berkontribusi bagi bangsa dan masyarakat Indonesia.
"Almarhum ayah saya berpesan kepada saya, agar menjadi orang yang bermanfaat untuk banyak orang dan selalu mendorong saya untuk menyelesaikan studi setinggi-tingginya meskipun kami berasal dari desa dan bukan berasal dari keluarga yang berlebih," ujar Anam.
"Bagi saya semangat belajar itu jauh lebih penting dibandingkan mengeluhkan situasi yang ada sekarang karena kita akan sukses karena apa yang kita lakukan bukan karena siapa kita sekarang," ujar Anam.
Tak hanya itu, Anam mengakui kesuksesannya kini tak lepas dari dukungan almarhum ayahnya.
"Pencapaian Doktor ini saya dedikasikan untuk Almarhum Ayah yang telah memberikan arti perjuangan yang sesungguhnya meskipun dengan segala kekurangan," imbuhnya.
"Saya bawa foto almarhum ayah untuk mengenang beliau karena apa yg saya capai hari ini semua berkat beliau. Saya bawa pigura ke Ceko untuk menghormati dan seolah-olah membawa beliau ke sini meski sudah tidak lagi di dunia," ujar Anam.
Lulusan UI ini juga menorehkan prestasi dengan menjadi pemimpin Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Ceko tahun 2019-2020. Setelah itu, ia terpilih sebagai Koordinator PPI Dunia 2020-2021 yang memimpin 60 negara PPI seluruh Dunia.
Atas pencapaiannya, Anam berharap kelak Indonesia menjadi negara besar dengan meningkatnya kualitas pelaksanaan kebijakan dana desa.
"Saya percaya bahwa jika dana desa dikelola dengan optimal, maka pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari pedesaan sangat mungkin terwujud dan pengurangan kemiskinan di desa dapat terlaksana dengan baik," pungkasnya.
(hil/fat)