Emak-emak yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) di Kabupaten Mojokerto diberdayakan mengelola pekarangan rumah masing-masing untuk mendukung ketahanan pangan. Para wanita tani dilibatkan langsung dalam program pekarangan pangan lestari (P2L), yaitu dengan menanam buah-buahan dan sayur-sayuran di pekarangan rumah.
Pemkab Mojokerto melalui Dinas Pangan dan Perikanan menjalankan program P2L sejak beberapa bulan lalu. Mereka memberdayakan emak-emak dari 304 desa dan kelurahan yang tergabung dalam KWT di Bumi Majapahit untuk menanam aneka buah dan sayur di pekarangan rumah masing-masing. Bahkan, program tersebut dilombakan.
Pemenang lomba P2L pun diumumkan hari ini di acara Pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. Selain itu, di acara yang digelar di Pasar Rakyat Mojo Kembangsore Park, Desa Petak, Kecamatan Pacet juga dimeriahkan dengan lomba menghias sayur dan buah.
Pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kadis Pangan dan Perikanan Muhammad Ridwan, Forkopimca Pacet, para camat, kades, Ketua TP PKK desa, serta 250 emak-emak perwakilan KWT Kabupaten Mojokerto.
Bupati Ikfina mengatakan program P2L salah satu upaya Pemkab Mojokerto untuk menghadapi ancaman resesi tahun 2023. Selain itu, sejak Maret 2022 Presiden Joko Widodo juga telah mewanti-wanti seluruh kepala daerah untuk mengantisipasi ancaman inflasi. Sebab kondisi perekonomian global yang saat ini dilanda krisis pangan dan energi.
"Inflasi di Kabupaten Mojokerto lebih dari 5 persen pada akhir September 2022. Faktor utamanya kenaikan harga BBM. Alhamdulillah akhir Oktober inflasi kita turun menjadi 4 koma sekian. Artinya, kita masih dalam kondisi yang bisa dikatakan stabil," kata Ikfina di lokasi, Selasa (8/11/2022).
Untuk menghadapi ancaman krisis pangan tahun depan, Ikfina mengajak semua KWT di Kabupaten Mojokerto untuk terus menggalakkan dan mengembangkan program P2L. Yaitu dengan terus menanam sayur dan buah di pekarangan rumah masing-masing. Karena gerakan tersebut menjadi sistem pendukung yang sangat baik untuk ketahanan pangan.
"Saya minta fokusnya untuk ketahanan pangan ini memanfaatkan lahan di luar pertanian, yaitu pekarangan di sekitar rumah. Misalnya untuk menanam cabai. Kalau 50 persen warga menanam cabai sendiri, tentu membantu menurunkan keseksian harga cabai yang sangat fluktuatif di Kabupaten Mojokerto," terangnya.
Simak Video "Video: Capaian Polri dalam Setahun Pemerintahan Prabowo di Sektor Pangan"
(prf/ega)