Kelompok Petani Wanita di Mojokerto Giatkan Berkebun di Halaman Rumah

Kelompok Petani Wanita di Mojokerto Giatkan Berkebun di Halaman Rumah

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Selasa, 08 Nov 2022 19:55 WIB
Pemkab Mojokerto
Foto: dok. Pemkab Mojokerto
Kabupaten Mojokerto -

Emak-emak yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) di Kabupaten Mojokerto diberdayakan mengelola pekarangan rumah masing-masing untuk mendukung ketahanan pangan. Para wanita tani dilibatkan langsung dalam program pekarangan pangan lestari (P2L), yaitu dengan menanam buah-buahan dan sayur-sayuran di pekarangan rumah.

Pemkab Mojokerto melalui Dinas Pangan dan Perikanan menjalankan program P2L sejak beberapa bulan lalu. Mereka memberdayakan emak-emak dari 304 desa dan kelurahan yang tergabung dalam KWT di Bumi Majapahit untuk menanam aneka buah dan sayur di pekarangan rumah masing-masing. Bahkan, program tersebut dilombakan.

Pemenang lomba P2L pun diumumkan hari ini di acara Pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. Selain itu, di acara yang digelar di Pasar Rakyat Mojo Kembangsore Park, Desa Petak, Kecamatan Pacet juga dimeriahkan dengan lomba menghias sayur dan buah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil dihadiri Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Kadis Pangan dan Perikanan Muhammad Ridwan, Forkopimca Pacet, para camat, kades, Ketua TP PKK desa, serta 250 emak-emak perwakilan KWT Kabupaten Mojokerto.

Bupati Ikfina mengatakan program P2L salah satu upaya Pemkab Mojokerto untuk menghadapi ancaman resesi tahun 2023. Selain itu, sejak Maret 2022 Presiden Joko Widodo juga telah mewanti-wanti seluruh kepala daerah untuk mengantisipasi ancaman inflasi. Sebab kondisi perekonomian global yang saat ini dilanda krisis pangan dan energi.

ADVERTISEMENT

"Inflasi di Kabupaten Mojokerto lebih dari 5 persen pada akhir September 2022. Faktor utamanya kenaikan harga BBM. Alhamdulillah akhir Oktober inflasi kita turun menjadi 4 koma sekian. Artinya, kita masih dalam kondisi yang bisa dikatakan stabil," kata Ikfina di lokasi, Selasa (8/11/2022).

Untuk menghadapi ancaman krisis pangan tahun depan, Ikfina mengajak semua KWT di Kabupaten Mojokerto untuk terus menggalakkan dan mengembangkan program P2L. Yaitu dengan terus menanam sayur dan buah di pekarangan rumah masing-masing. Karena gerakan tersebut menjadi sistem pendukung yang sangat baik untuk ketahanan pangan.

"Saya minta fokusnya untuk ketahanan pangan ini memanfaatkan lahan di luar pertanian, yaitu pekarangan di sekitar rumah. Misalnya untuk menanam cabai. Kalau 50 persen warga menanam cabai sendiri, tentu membantu menurunkan keseksian harga cabai yang sangat fluktuatif di Kabupaten Mojokerto," terangnya.

Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini menjelaskan pihaknya mempunyai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Salah satu unsurnya adalah Dinas Pangan dan Perikanan yang menggulirkan program P2L. Namun, ia juga meminta dukungan dari seluruh pemerintah desa untuk mengembangkan program ini.

Menurut Ikfina pemerintah desa wajib mengalokasikan 20 persen dana desa yang mereka terima dari pemerintah pusat untuk program ketahanan pangan. Salah satunya menyediakan bibit buah dan sayur untuk ditanam KWT di desa masing-masing.

"Setelah bibit dibagikan, jangan lupa monitoring untuk memastikan tanaman dirawat dengan baik," jelasnya.

Selain mendukung ketahanan pangan, lanjut Ikfina program P2L juga membuat pekarangan rumah penduduk menjadi lebih cantik dan asri. "Saya minta partisipasi ibu-ibu KWT dilanjutkan dan dikembangkan," tegasnya.

Pada kesempatan ini, Ikfina meminta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto melatih semua KWT agar mempunyai kemampuan manajemen bisnis dan administrasi keuangan. Menurutnya pelatihan bisa bekerja sama dengan bank-bank BUMN yang bersedia memberi pelatihan gratis. Sehingga pelatihan bisa segera digelar rutin tanpa menunggu anggaran dari APBD.

"Karena kalau tanpa manajemen dan administrasi keuangan, tidak akan tahu omzet maupun labanya, tidak bisa menyesuaikan dengan perubahan harga bahan baku. Akhirnya usaha setop karena rugi," cetusnya.

Lomba menghias sayur dan buah kali ini diikuti 10 KWT dari Desa Candiwatu, Pacet, Desa Penanggungan, Trawas, Desa Mojorejo, Pungging, Desa/Kecamatan Jatirejo, Desa Terusan, Gedeg, Desa Balongmojo, Puri, Desa Randegan, Dawarblandong, Desa Ngembeh, Dlanggu, serta Desa Sooko dan Wringinrejo, Sooko.

Juara 1 perlombaan ini disabet KWT dari Desa Penanggungan. Sedangkan juara 2 dan 3 diraih KWT dari Desa Terusan dan Desa Ngembeh. KWT Candi Mawar dari Desa Candiwatu juga merebut juara 1 lomba P2L yang digelar sejak September lalu. Disusul KWT Sumber Sendang dari Desa Penanggungan dan KWT Raflesia dari Desa Terusan sebagai juara 2 dan 3. Penghargaan dan hadiah diserahkan langsung oleh Bupati Ikfina.

Acara Pemberdayaan KWT untuk Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil juga diramaikan pameran produk dari Kelompok Pengolah dan Pemasar hasil pertanian dan perikanan Kabupaten Mojokerto. Produk yang mereka hasilkan selama ini berupa steak ikan dan sambal cumi, makanan ringan kuku macan, kerupuk tenggiri, otak-otak bandeng.

Bahkan, ada bazar pangan murah di acara ini buah kerja sama Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto dengan Bulog, Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Prima Fresh Mart dan Kelompok Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM). Beberapa stand yang digelar menyediakan beras medium Rp 45 ribu per 5 Kg, gula Rp 12.500 per Kg, minyak goreng kemasan mulai Rp 12.500 per liter, serta ayam beku Rp 27 ribu per Kg.

"Alhamdulillah kami bukan jam 7 pagi, jam 10 tadi sudah habis semua karena harganya memang lebih murah daripada pasaran. Ini memang tugas kami dalam pengendalian inflasi dengan membuat event-event serupa di 15 pasar desa," tanda Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dispari Kabupaten Mojokerto Rifi Roza.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Klarifikasi Menhut soal Isu Jadikan 20 Juta Hektare Hutan untuk Pangan"
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads