Kalimatnya runtut. Kata-katanya sederhana. Namun sarat makna. Terkadang ekspresinya berapi-api. Sesekali nada bicaranya melembut. Tapi sedetik kemudian lantang penuh wibawa.
Namanya Aerilyn Banafsa Zuhizanur Almadina. Elyn, sapaan akrabnya, bukanlah seorang orator kawakan. Bahkan ia baru berstatus siswa Taman Kanak-kanak. Meski begitu begitu kepiawaiannya boleh diadu.
Kemampuan Elyn memang telah teruji. Sejumlah kompetisi dai pun berhasil dia menangi. Mulai tingkat kabupaten hingga provinsi. Teranyar dia menjadi juara 2 Pildacil tingkat Nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Banyak (kegiatan). Semua suka," ucap Elyn (6) tentang aktivitas yang menjadi kesukaannya, Kamis (3/11/2022).
Putra pasangan Tri Wahyu Almadina (32) dan Nur Aini Syafrida (31) ini memang termasuk istimewa. Kesukaannya pada sejumlah kegiatan membuatnya pantas disebut multitalent.
Tak hanya berceramah, bocah yang bersekolah di TK Pembina itu juga hobi menyanyi dan mewarnai. Hobi lain yang juga ditekuninya adalah membaca. Tak heran untuk anak seusia TK, wawasannya tergolong sangat luas.
Belum lagi kemampuannya menghafal ayat Al-Qur'an. Di banyak kesempatan tampil, kalam ilahi itu dibacakannya dengan fasih. Hal itu dipadu dengan rasa percaya diri yang membuatnya tampil tanpa grogi.
"Nggak sulit masuk ke nada. Ya langsung masuk gitu aja," jawabnya saat ditanya kiatnya menguasai olah vokal dengan iringan musik yang kerap dia bawakan saat berdakwah.
Nur Aini Syafrida, ibunda Elyn mengaku hampir tak mengalami kesulitan mendidik putri semata wayangnya. Rasa penasaran si bocah, lanjut Aini, sudah tampak saat usianya menginjak 4 tahun.
Pertanyaan tentang hal baru kerap menghiasi percakapan. Belum lagi keinginan untuk membaca dan menulis. Uniknya, saat diajari membaca dengan cara mengeja, Elyn justru menolak.
"Dari dulu itu dia sudah punya cita-cita jadi juara nasional. Bahkan dia ingin mewakili Indonesia," ujar Aini saat ditemui detikJatim di rumahnya di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan.
Bakat berpidato pun mulai ditangkap sang ibu saat Elyn bercerita tentang kegiatan di sekolah. Semua aktivitas yang telah dilakukan, lanjut Aini, dituturkan anaknya dengan jelas dan bahasa baku.
Sejak itulah Elyn mulai diperkenalkan dengan buku. Kumpulan cerita tersebut mampu diingat dengan baik oleh Elyn. Berikutnya saat berada di antara teman-temannya di sekolah, kisah dalam buku kembali diceritakan Elyn.
"Dia suka cerita dunia sains gitu. Misalnya dia bisa tahu tentang paus itu bukan ikan. Terus cara makannya gimana. Pokoknya cerita yang seperti itu," paparnya.
"Dia juga bisa ngaji, qiroah gitu. Dikombinasikan. Makanya ketika ada kesempatan lomba dai cilik ini dia ikut. Keunggulan dia itu ngaji nggak sekadar ngaji, dilagukan juga, terus ada nyanyinya juga," imbuh Aini.
Elyn memang pintar meramu materi dakwah dengan kemasan yang menghibur. Dengan begitu penampilannya mampu memikat perhatian audiens dengan pesan-pesan bijaknya. Rupanya hal itu pula yang menyita perhatian dewan juri hingga memberinya predikat juara.
Kompetisi bertajuk Gebyar Pendidikan Agama Islam tahun 2022 itu diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI. Perlombaan berlangsung tanggal 25 hingga 26 Oktober lalu di Tangerang, Banten.
Di balik rasa syukur yang terucap, Aini dan suami mengaku tak henti memberikan petuah kepada putrinya. Menyandang status Dai Cilik tak harus menghentikan semangat meraih yang terbaik. Sebaliknya harus bisa menebarkan semangat kepada orang lain.
"Jadi dai cilik tingkat nasional ya. Berarti kamu harus bisa menjadi motivasi teman-temanmu, harus bisa lebih baik lagi," ucap Aini menirukan obrolannya dengan sang anak.
Simak Video "Video Viral Kurir Paket COD Dianiaya di Bojonegoro, Pelaku Diburu"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/iwd)