Ia mengatakan Pemkab Sidoarjo sebagai daerah industri dan kawasan perdagangan juga merupakan kota UMKM. Ia menyebutkan peningkatan ekspor dilakukan industri menengah dan besar, seperti PT Sekar Laut Tbk dengan produk Kerupuk Finna dan sambal Uleg yang diekspor ke Belanda, PT Santos Jaya Abadi (Kopi Kapal Api) diekspor ke Korea Selatan, dan PT Insera Sena yang memproduksi sepeda merk Polygon yang diekspor ke Jepang dan Chili.
"Pemkab Sidoarjo komitmen mendukung peningkatan ekspor terhadap industri perdagangan besar, menengah maupun UMKM. Pemkab juga mendukung mereka yang berkeinginan untuk ekspansi menembus pasar global," ujar Gus Muhdlor dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2022).
Muhdlor menyampaikan bentuk komitmen yang dilakukan Pemkab Sidoarjo antara lain memastikan kemudahan dalam proses perizinan maupun fasilitasi kepada para eksportir.
"Pada prinsipnya kami memberikan kemudahan, membantu fasilitasi dalam proses izin ekspor," terangnya.
Dalam East Java Export Festival (EJEF), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas ekspor senilai US$ 1,46 juta di 4 negara. Mulai dari Jepang, Belanda, Chili, dan Korea Selatan.
Ia menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung perusahaan yang berkeinginan merambah pasar luar negeri dengan memfasilitasi eksportir.
"Melalui pelepasan ini harapannya memberikan semangat bagi pelaku usaha di Jawa Timur, bahwa ekspor mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja," ungkap Khofifah.
Khofifah juga menekankan potensi ekspor harus terus didorong dari berbagai sektor dan komoditas. Upaya itu dilakukan untuk memperluas jaringan usaha dan terjalinnya kolaborasi bisnis bagi pelaku usaha.
Dalam kegiatan EJEF 2022 ini, pihaknya juga menyiapkan pelayanan konsultasi, informasi regulasi, serta kebijakan perdagangan luar negeri. Serta memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha ekspor, instansi, dan tokoh pendukung ekspor di Jawa Timur.
Capaian Ekspor Jatim
Sebagai informasi, East Java Export Festival (EJEF) merupakan ajang untuk meningkatkan promosi dan citra produk ekspor Jawa Timur. Tercatat, sektor perdagangan Jawa Timur telah tumbuh 6,9%, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional, yakni 5,6%.
Capaian ekspor non migas Jawa Timur untuk periode September tumbuh 11,17%. Hal itu menandakan sektor perdagangan luar negeri atau ekspor memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 5,74%. Lebih tinggi dari pertumbuhan nasional 5,4%. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajat Irawan mengatakan pertumbuhan ini dibangun dari variabel investasi, belanja konsumsi, belanja pemerintah, serta ekspor dan impor.
"Variabel ekspor dibangun dari PDRB yang 30, 31 perindustrian, Perdagangan 18,42%, ini berarti PDRB Jawa Timur sesungguhnya 48% lebih atau hampir 50% itu dari industri dan perdagangan baru kemudian pertanian 11,95 dan lainnya 39,22 ini mengindikasikan betapa peran industri dan perdagangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus ekspor sangat penting," jelas Drajat.
Pada gelaran EJEF ini, dilakukan juga pengukuhan terhadap 36 desa devisa yang tersebar di kabupaten/kota di Jawa Timur. Ada juga penandatanganan MOU antara Pemprov Jatim, LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia), dan gabungan pengusaha ekspor di Jawa Timur. (fhs/ega)