Bencana hidrometeorologi melanda beberapa daerah di Jawa Timur. Pemkab Mojokerto pun meningkatkan kewaspadaan mengingat bencana karena aktivitas cuaca itu juga berpotensi terjadi di Bumi Majapahit. Bahkan, Bupati Ikfina Fahmawati menyampaikan 6 instruksinya untuk menghadapi ancaman bencana tersebut.
Ikfina mengatakan bencana hidrometeorologi melanda sejumlah daerah di Jatim. Antara lain di Malang, Trenggalek dan Sidoarjo. Menurutnya bencana tersebut juga berpotensi terjadi di Kabupaten Mojokerto karena kondisi geografis dan geologinya. Terlebih lagi saat ini peralihan musim kemarau ke hujan atau pancaroba.
Bencana hidrometeorologi sendiri terjadi akibat siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bencana jenis ini berupa banjir, badai, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan, angin penting beliung, serta gelombang dingin atau panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat cuaca yang tidak menentu itu yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. Sehingga kami seluruh pihak tentunya perlu untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan, baik personel secara individu, maupun sumber daya peralatan yang dimiliki," kata Ikfina dalam rilis yang diterima detikJatim, Rabu (26/10/2022).
Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini menyampaikan 6 instruksi kepada seluruh anak buahnya untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Pertama, sinergitas antar instansi dan lembaga harus ditingkatkan untuk melakukan pencegahan, mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Kedua, melakukan persiapan sesuai rencana kontijensi yang sudah disusun. Termasuk menyediakan sarana dan prasarana untuk menangani bencana hidrometeorologi secara tuntas. Ketiga, melakukan preventif melalui pendekatan kepada masyarakat agar mereka berperan dalam menghadapi bencana alam.
Keempat, menyiapkan mental dan fisik yang prima dilandasi komitmen moral dan disiplin kerja yang tinggi, serta menghindari ego sektoral dalam menangani bencana hidrometeorologi. Kelima, melakukan pelatihan secara intens dan terpadu terhadap personil yang akan ditugaskan sehingga mereka siap dalam menjalankan tugas.
Keenam, melakukan pengecekan secara intens dan berkala terhadap seluruh peralatan SAR pada masing-masing instansi. Sehingga peralatan tersebut siap pakai pada saat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana hidrometeorologi.
"Saya minta semua personil selalu menjaga kesehatan dan tetap pedomani protokol kesehatan dalam pelaksanaan tugas agar para anggota yang bertugas di lapangan dapat menjalankan tugas secara optimal," jelas Ikfina.
Instruksi tersebut juga disampaikan Bupati Ikfina ketika rapat koordinasi antisipasi bencana hidrometeorologi di Hotel Lynn, Jalan Empunala, Selasa (25/10/2022). Rakor yang diinisiasi Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto ini dipimpin Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Mojokerto Didik Chusnul Yakin.
Rapat ini diikuti seluruh jajaran Forkopimda Kabupaten Mojokerto, Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko, seluruh Kepala OPD, serta jajaran Forkopimca Kabupaten Mojokerto. Ikfina berharap rakor ini menjadi sarana untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas semua elemen dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
"Terutama memperkuat kerjasama dan komunikasi secara aktif agar implementasi di lapangan dapat berjalan dengan optimal," tegasnya.
Orang nomor satu di Pemkab Mojokerto ini menekankan pentingnya melibatkan masyarakat untuk mengantisipasi maupun menanggulangi bencana hidrometeorologi. Sehingga ia meminta seluruh anak buahnya gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi bencana yang bisa terjadi. Selain itu, ia juga meminta mitigasi bencana dilakukan secara berkelanjutan.
"Apalagi di Kabupaten Mojokerto telah dibentuk desa tangguh bencana dan kampung siaga bencana. Optimalisasi partisipasi masyarakat dan pelibatan komponen tingkat dasar tentunya akan sangat membantu dalam upaya mitigasi bencana di Kabupaten Mojokerto," tandasnya.
(ncm/ega)