Upaya mendongkrak neraca perdagangan antar provinsi terus dilakukan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melalui misi dagang dan investasi. Kali ini, Gubernur Khofifah memimpin langsung misi dagang dan investasi yang pertama kali digelar antara Provinsi Jawa Timur dan Nangroe Aceh Darussalam di Hotel Amel Convention Hall Aceh, Banda Aceh.
Khofifah mengatakan misi dagang antara Provinsi Jatim dan Aceh adalah hubungan kerja sama yang dilakukan secara proaktif oleh keduanya. Sehingga, neraca perdagangan kedua provinsi akan dapat saling terdongkrak.
"Sebetulnya ini adalah two way traffic program yang melibatkan kedua provinsi sama-sama proaktif," ujar Khofifah dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10/2022).
Khofifah mengatakan misi dagang yang dilakukan Pemprov Jatim dengan provinsi mitra adalah bentuk kolaborasi lintas sektor. Hingga saat ini, Jawa Timur telah menggelar misi dagang ke 27 provinsi.
"Jatim dan Aceh telah menjalin hubungan dagang yang luar biasa. Berdasarkan data BPS, total tahun 2021 tercatat Rp 34,12 Miliar pada tahun 2021. Alhamdulillah hari ini selama delapan jam tercatat 33 transaksi dengan total nilai Rp 197 miliar," kata Khofifah.
Angka tersebut terdiri dari nilai muat atau penjualan Jatim atas Aceh sebesar Rp 161,8 miliar. Beberapa komoditas yang disuplai Jatim untuk Aceh antara lain bahan bangunan, rokok, tekstil, bahan baku kulit, kerja sama pengelolaan kawasan industri serta alat kesehatan.
Sementara nilai bongkar atau pembelian Jatim atas Aceh mencapai Rp 35,1 miliar untuk beberapa komoditas antara lain udang vaname, kopra, kas kas seta kepiting soka. Pada misi dagang Jatim - Aceh hari ini selama delapan jam ditutup dengan catatan transaksi mencapai angka Rp 197.017.200.000 atau Rp 197,02 miliar
Dengan bertemunya para pelaku usaha dari Jawa Timur dan Aceh dalam misi dagang ini, Gubernur Khofifah berharap akan meningkatkan potensi produk-produk yang dihasilkan. Diantaranya produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis serta peluang investasi lainnya.
Lebih lanjut, Khofifah berharap hal ini terus dilakukan secara terintegrasi dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri.
"Semoga Misi Dagang kali ini mampu memberikan manfaat bagi Jawa Timur maupun Aceh terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional," harapnya.
Orang nomor satu di Jatim ini mengungkapkan pada periode Triwulan II 2022 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi 30,31% terhadap PDRB Jawa Timur, sektor perdagangan 18,42% dan sektor pertanian sebesar 11,95%. Sedangkan 14 sektor lainnya memberikan kontribusi sebesar 39,32% terhadap PDRB Jawa Timur.
"Misalnya kan industri manufaktur di Jawa Timur itu sudah 30% lebih kontribusi ke PDRB sehingga apa yang menjadi produk Aceh yang dibutuhkan oleh pelaku industri di Jawa Timur ini bisa lebih kuat lagi," ungkapnya.
(akn/ega)