Pemkot Surabaya Diminta Segera Bangun Tempat Jemur Ikan untuk Nelayan

Pemkot Surabaya Diminta Segera Bangun Tempat Jemur Ikan untuk Nelayan

Angga Laraspati - detikJatim
Jumat, 21 Okt 2022 13:29 WIB
Nelayan menjemur ikan di jalan raya.
Foto: dok. DPRD Kota Surabaya
Jakarta - Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mendorong Pemkot Surabaya segera merealisasikan tempat khusus penjemuran ikan untuk masyarakat nelayan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya. Tidak hanya demi kenyamanan, pembangunan tempat penjemuran ikan tersebut dinilai akan meningkatkan kesejahteraan warga nelayan.

"Tidak saja bau amis di sepanjang Jalan Cumpat akan lenyap, namun pendapatan nelayan bisa berkali lipat," kata Laila dalam keterangan tertulis, Jumat (21/10/2022).

Politisi dari PKB ini, langsung meninjau dan mengecek langsung Jalan Raya Cumpat. Jalan ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari destinasi wisata Taman Suroboyo yang terkenal dengan patung raksasa setinggi 25 meter Suro dan Boyo.

Saat melintas di sepanjang Jalan Cumpat itu, Laila mencium bau amis yang mendominasi. Tidak hanya itu, estetika kampung wisata dekat Taman Suroboyo dan Sentra Ikan Bulak (SIB) juga terganggu karena di setiap tepi aspal dijadikan tempat penjemuran ikan.

Warga nelayan Kedung Cowek saat ini memang mendambakan jemuran ikan massal yang representatif. Ada rencana dari Pemkot Surabaya akan membangunkan tempat jemuran itu di tepi pantai Bulak hingga Kenjeran, tapi hingga saat ini belum juga terealisasi.

Laila yang menemui Nelayan dan melihat langsung merasakan betapa mendesaknya fasilitas jemuran ikan kering itu.

"Demi mensejahterakan warga nelayan tidak bisa ditunda lagi. Harus disegerakan dan dieksekusi fasilitas jemuran ikan itu," tandas Laila.

Laila memahami yang dialami warga. Ketua Perempuan Bangsa Surabaya ini meminta Pemkot Surabaya untuk melihat skala prioritas dan melihat jangka waktu kebermanfaatan kepada warga.

"Wajar kalau warga iri. SIB dibangun belum juga ramai, tapi giliran tempat jemuran ikan terlupakan," imbuhnya.

Begitu ada rencana pembuatan jemuran di tepi pantai, Laila mendesak Pemkot Surabaya untuk tidak lagi menundanya, atau setidaknya melakukan inventarisasi semua aset yang ada di Kedung Cowek dan sekitarnya.

Ia pun meminta agar Pemkot Surabaya memaksimalkan aset yang ada untuk diberdayakan demi kebermanfaatan dan kesejahteraan warga nelayan.

"Kami yakin Pemkot Surabaya sudah tahu bagaimana mengatasi problem warga nelayan. Namun yang mendesak saat ini memang jemuran ikan. Kelihatannya sepele tapi fasilitas ini sangat bermanfaat," tuturnya.

Sejak adanya Taman Suroboyo, warga Kedung Cowek tak lagi ada tempat terpusat untuk penjemuran ikan. Ketua RT 01/RW 02 Kedung Cowek, Rosidah mengaku warga kesulitan mencari tempat menjemur ikan.

Mengeringkan ikan sudah menjadi mata pencaharian yang menjanjikan bagi warga di sekitar. Pasalnya hasil tangkapan ikan jika dijual dalam kondisi segar atau basah harganya terbilang tandar. Berbeda bila dijual kering membuat harga jualnya bisa berkali lipat.

Ada banyak ikan yang dikeringkan nelayan seperti ikan asin gulama atau ikan kapal batu. Ada juga ikan teri bulu mentok dan udang rebon. Jika harga ikan basah di kisaran Rp 8.000 per kg, sedangkan ikan kering bisa mencapai Rp 70.000 per kg. Bahkan udang rebon bisa menembus Rp 100.000.

"Warga kami semangat karena hasilnya nyata. Kesejahteraan meningkat kalau ikan dijemur. Tidak susah-susah menjual karena sudah banyak agen mendatangi nelayan membeli ikan kering," jelas Rosidah.

Setiap kali turun ke warga nelayan Kedung Cowek saat reses maupun kunjungan lain, jemuran ikan menjadi impian terbesar warga nelayan. Rosidah bahkan mengaku kecewa saat Pemkot Surabaya terus membangun dan mempercantik Sentra Ikan Bulak (SIB).

"Ada baiknya menyisihkan anggaran untuk pembuatan jemuran ikan warga. Daripada untuk membangun bangunan megah SIB tapi belum juga ramai," kata Rosidah.


(prf/ega)


Hide Ads