Ketika Warga Berebut Kain Kafan di Ritual Ganti Langse Alas Ketonggo Ngawi

Ketika Warga Berebut Kain Kafan di Ritual Ganti Langse Alas Ketonggo Ngawi

Sugeng Harianto - detikJatim
Sabtu, 13 Agu 2022 16:36 WIB
Masyarakat memadati Alas Ketonggo, gerbang gaib menuju Puncak Gunung Lawu
Ritual berebut kain kafan di Alas Ketonggo Ngawi (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Ngawi -

Ratusan warga mengunjungi Palereman Alas Ketonggo Ngawi di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Ngawi. Di sini, warga menggelar ritual ganti langse. Langse merupakan kain kafan putih yang digunakan untuk memagari ruang Palereman Srigati. Ritual ini dilakukan di pertengahan bulan Suro.

"Pengunjung yang datang sangat antusies saat awal Suro dan pertengahan Suro saat ritual ganti langse," kata juru kunci Palereman Alas Ketonggo Srigati Ngawi, Suyitno kepada detikJatim, Minggu (13/8/2022).

Ritual ganti langse, kata Suyitno, digelar setiap tahun pada pertengahan bulan Suro yang bertepatan bulan purnama. Langse, lanjut Suyitno, merupakan penyebutan kain kafan putih yang digunakan untuk memagari ruang Palereman Srigati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langse itu kain mori atau kafan putih yang digunakan untuk memagari ruang Palereman Srigati. Kain yang lama dilepas diganti dengan kain kafan yang baru," kata Suyitno.

Suyitno mengungkapkan, kain kafan yang memagari Palereman sepanjang 18 meter dengan tinggi 2 meter. Ketinggian dua meter kain kafan tersebut merupakan sambungan dari dua bagian kain kafan yang melingkar 18 meter.

ADVERTISEMENT

"Panjang keliling kafan yang memagari ruang Palereman 18 meter dan tinggi 2 meter merupakan sambungan dua kain kafan. Diganti dengan yang baru dan yang lama dibagikan kepada pengunjung yang datang," ungkap Suyitno.

Di kesempatan ini, Suyitno bercerita, kain kafan bekas pagar tersebut menjadi incaran karena dipercaya pengunjung membawa berkah. Langse jadi incaran pengunjung dari berbagai daerah.

Banyak yang memesan kain kafan, di halaman selanjutnya!

"Ini kepercayaan pengunjung terkait kain langse atau kafan putih yang lama jadi incaran. Ada pengunjung yang percaya membawa keberuntungan," papar Suyitno.

Suyitno memberikan contoh keberuntungan pengunjung yang pulang membawa kain kafan dari Palereman Srigati Ngawi diantaranya untuk penglaris usaha. Selain itu, juga ada kalangan pejabat yang memesan kain kafan tersebut.

"Untuk penglaris yang jualan atau usaha lancar. Lurah (pejabat) juga ada yang datang," paparnya.

"Karena banyaknya pengunjung yang berharap kain kafan maka kita potong kecil-kecil panjang 1 meter dan lebar satu telapak tangan," imbuh Suyitno.

Suyitno menambahkan, para pengunjung juga ada yang memesan langse ini jauh hari sebelumnya.

"Ada yang pesan juga dari Surabaya, Bojonegoro, Wongiri pesan dulu mau diambil Minggu besok katanya," tandasnya.

Pengunjung ke Palereman Alas Ketonggo Srigati Ngawi, tidak dipungut biaya. Namun, pihak juru kunci menyediakan kotak amal untuk diisi seikhlasnya.

Lokasinya berjarak sekitar 25 km dari pusat kota Ngawi dan berada di kaki Gunung Lawu. Pengunjung dari luar kota yang lewat tol, bisa turun di Gerbang Tol Ngawi dan melakukan perjalanan sekitar 30 menit.

Alas Ketonggo berada di Desa Babadan, Kecamatan Paron, merupakan sembilan dari 32 titik lokasi spiritual petilasan Prabu Brawijaya V, di Gunung Lawu wilayah Ngawi. Alas Ketonggo dipercaya sebagai lokasi yang mengandung kekuatan gaib paling besar.



Hide Ads