Dialah Ipuk Fiestiandani, Bupati Banyuwangi periode 2021-2024. Dia bersama Sugirah memenangkan Pilkada Serentak 2020. Didukung oleh koalisi PDI Perjuangan, Gerindra, NasDem, PPP, dan Hanura yang memiliki 28 kursi di DPRD Banyuwangi.
Mereka dilantik sejak 26 Februari 2022. Saat ditanya kesannya selama 1 tahun memimpin Banyuwangi, Ipuk menjawab banyak sekali tantangan yang dihadapi, namun semuanya bisa dilewati.
"Ada banyak tantangan, ada banyak dinamika, tapi Alhamdulillah semua bisa dilewati dengan segala kekurangan dan kelebihan kami dalam keluarga besar Pemkab Banyuwangi," tutur Ipuk.
Ipuk pun mengungkap bahwa dirinya memang 'berlari kencang' untuk memimpin Banyuwangi karena jabatan yang diembannya ada sebuah harapan rakyat. Terlebih, dia dilantik saat pandemi. Ipuk pun langsung membuat gerakan multi sektor untuk bangkit dari dampak pandemi.
"Jadi mulai dari UMKM untuk pemulihan ekonomi, infrastruktur, dan sebagainya," ujar Ipuk saat diwawancara detikjatim, Kamis (17/2).
Selain itu, Ipuk juga menggerakkan program Bupati Ngantor di Desa. Tujuannya bukan hanya pelayanan publik, namun juga stimulan untuk menggerakkan ekonomi desa.
"Sudah ribuan masalah yang berhasil mendapat solusi dari program tersebut," tutur perempuan yang menghabiskan masa sekolahnya di Jakarta itu.
![]() |
Karena masa pandemi, dia juga merancang 3 program strategis dan berdampak luas untuk masyarakat Banyuwangi. Yakni penanganan pandemi dari sisi kesehatan, pemulihan ekonomi, dan merajut harmoni di Banyuwangi.
Dari ketiga program tersebut, dia menyimpan harapan agar Banyuwangi bisa lebih sejahtera. Baik dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehatan, keharmonisan sosial maupun keberlanjutan lingkungan.
"Itu yang jadi harapan kami semua, dan harus kami wujudkan lewat program-program kerja," tutur Ipuk.
Sebelum menjadi Bupati Banyuwangi, Ipuk pernah mendapatkan penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN, pada tahun 2016. Itu merupakan penghargaan tertinggi dari pemerintah pusat kepada sosok yang dinilai memiliki dedikasi tinggi terhadap program Keluarga Berencana (KB).
Selama 2 tahun masa kepemimpinan Ipuk-Sugirah, lebih dari 20 prestasi diraih Banyuwangi. Seperti Smart City kategori Smart Economy dari Kemenkominfo, Penghargaan Kabupaten Sehat dari Kemendagri, dan lain-lain.
Melihat aktivitas Ipuk yang sangat padat, ternyata dia juga berusaha mengatur waktu bersama keluarga. Menurut dia, kunci utamanya adalah manajemen waktu. Sebab, menjadi Bupati harus bersedia bekerja 24 jam.
Meski jadwal padat, dia tetap mengutamakan komunikasi. Misalnya saling memberi kabar dan motivasi dengan suami setiap hari. Di samping itu, saat dirinya bertugas di Surabaya, Ipuk selalu menyempatkan untuk menjenguk anaknya yang sedang mondok di Sidoarjo.
"Meski waktu berjumpa tidak banyak karena aturan di pesantren juga ketat, tetap sangat berharga. Inilah waktu istirahat saya,"
Setiap hari, dia juga menyempatkan untuk berolahraga. Misalnya treadmill atau bersepeda sembari melihat keadaan jalan dan menyapa masyarakat. Setelah itu, barulah dia bekerja.
"Kalau sedikit longgar, barulah saya baca-baca buku. Ada novel dan buku kepemimpinan. Akhir pekan kalau benar-benar longgar saya biasanya menonton film," papar alumnus IKIP Jakarta (sekarang UNJ) itu.
Selain itu, Ipuk juga kerap berburu kuliner Banyuwangi. Seperti rujak soto, pecel rawon, dan lain-lainnya. Saat turun lapangan, dia selalu menyempatkan mampir ke warung-warung di Banyuwangi.
"Hobi saya kulineran ini, juga sering saya unggah jadi vlog. Itung-itung membantu promosi UMKM," tutur dia.
Saat ditanya makna kepemimpinan versi Ipuk, dia mengatakan bahwa menjadi seorang pemimpin itu ibarat mengendarai truk besar dengan sarat muatan di jalanan yang padat dan lalu lalang kendaraan lain. Pemimpin harus memastikan muatan yang dibawanya tetap aman dan nyaman, mematuhi lalu lintas, berkelok lincah di tengah kepadatan, serta siap menghadapi klakson mendadak dari pengendara lain yang tak sabaran atau yang terburu-buru.
"Terkadang, tidak hanya klakson. Tapi, juga disertai umpatan dan tak jarang juga yang meludahi dan melemparinya. Di situasi inilah, perlu adanya kelapangan hati bagi seorang pemimpin," tandas Ipuk.
(hse/sun)