Pasrah Suami Dewi Astutik Saat Istrinya Terlibat Gembong Narkoba Rp 5 T

Round Up

Pasrah Suami Dewi Astutik Saat Istrinya Terlibat Gembong Narkoba Rp 5 T

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Jumat, 05 Des 2025 10:15 WIB
Pasrah Suami Dewi Astutik Saat Istrinya Terlibat Gembong Narkoba Rp 5 T
Suasana di rumah Paryatin alias Dewi Astutik di Ponorogo, gembong narkoba buron interpol yang ditangkap BNN di Kamnboja.(Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Penangkapan Dewi Astutik alias Paryatin, gembong narkoba internasional asal Ponorogo, membuka rangkaian kisah panjang yang mengejutkan. Dari status buronan Interpol, jaringan narkoba lintas negara, hingga kehidupan keluarganya yang tak pernah menyangka perempuan itu terseret bisnis sabu Rp 5 triliun.

Suami Dewi Astutik alias Paryatin, Sarno hanya bisa pasrah melihat nasib sang istri yang kini mendekam di balik jeruji besi. Ia mengungkap bahwa selama bekerja di luar negeri, istrinya rutin mengirim uang untuk kebutuhan anak mereka. Meski jumlahnya tidak besar, kiriman itu cukup untuk jajan dan kebutuhan harian sang buah hati.

"Selama kerja kirim uang buat anak, jajan anak gitu aja," ujar Sarno, Kamis (4/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarno mengaku syok ketika melihat tangkapan layar foto Paryatin yang beredar luas di media. Ia mengatakan keluarganya tak pernah membayangkan perempuan yang dikenal suka bekerja keras itu terseret kasus besar.

ADVERTISEMENT

"Keluarga syok, tidak mengira, katanya ya baik-baik kerjanya," tuturnya.

Ia menceritakan bahwa sebelum Ramadan 2024, Paryatin berpamitan hendak pergi ke rumah majikan lamanya di Taiwan tanpa penjelasan lain. "Sebelum puasa tahun 2024, pamitnya ke rumah bosnya yang dulu di Taiwan," katanya.

"Ya pamitnya kayak gitu, aku nggak tahu sama sekali. Katanya ke rumah majikan yang dulu," imbuhnya

Setelah keberangkatan tersebut, Sarno tidak lagi mengetahui keberadaan istrinya. Kontak hanya terjadi sesekali. "Waktu awal-awal berangkat dulu, ngomongin tanya kabar anak. Meneleponnya sebulan sekali," tambahnya.

Sarno mengaku kaget sekaligus pasrah ketika melihat foto Paryatin di media terkait dugaan jaringan narkoba internasional.

"Di media ada fotonya, saya syok dan kaget. Tapi saya pasrah. Di rumah saja susah didiknya. Tapi ya gimana," ujarnya.

Ia juga menegaskan tidak mengetahui apa pun terkait dugaan keterlibatan istrinya. "Soal gembong narkoba? Saya tidak tahu, soal sepak terjangnya nggak tahu saya," jelasnya.

Menurut Sarno, selama ini ia hanya mengetahui Paryatin bekerja sebagai TKW. Ia juga menyebut istrinya memakai nama adiknya.

"Tahunya kerja sebagai TKW, pembantu rumah tangga," tuturnya.

Sarno menambahkan bahwa setelah pulang dari luar negeri beberapa tahun lalu, istrinya sempat berjualan nasi sebelum kembali merantau. "Pas pulang dari luar negeri sempat jualan nasi," katanya.

Kini, ia hanya bisa pasrah menghadapi kejutan besar yang menimpa keluarganya. "Saya hanya pasrah saja sebagai suami," pungkasnya.

Tak Terdaftar sebagai PMI Resmi

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Ponorogo memastikan nama Dewi Astutik alias PA tidak pernah tercatat sebagai PMI resmi.

"Tidak melalui Disnaker. Dewi Astutik tidak resmi. Imigrasi juga tidak lewat Ponorogo, tapi kami belum jelas detailnya. Yang pasti, Dewi Astutik tidak melalui Disnaker, tidak ada datanya," ujar Kepala Disnaker Ponorogo, Suko Kartono.

Menurutnya, keberangkatan ilegal masih marak karena masyarakat memilih jalur non-prosedural.

"Ilegal ini kan banyak. Artinya ada lah di luar kasus Dewi Astutik. Dinas itu nggak bisa berbuat banyak, hanya bisa sosialisasi agar masyarakat tidak lewat sistem ilegal," jelasnya.

"Disnaker Ponorogo tidak ada nama Dewi Astutik, memang ilegal," tegasnya.

BNN Ungkap Jejak Karier dan Bisnis Narkoba Dewi Astutik

BNN menyebut Dewi Astutik telah bisnis narkoba sejak 2023.

"Dewi Astutik diketahui memulai bisnisnya pada 2023 dan beroperasi di Golden Triangle (Thailand, Myanmar, Laos)," kata Biro Humas BNN.

Ia juga aktif di jaringan Golden Crescent (Afghanistan, Iran, Pakistan). Dewi disebut sebagai aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu yang digagalkan pada Mei 2025.

Dewi merekrut WNI yang tidak memiliki pekerjaan di Kamboja untuk menjadi kurir dan mengalirkan jaringan hingga Laos, Hong Kong, Korea, Brasil, dan Ethiopia.

"Sampai saat ini Dewi termasuk ke dalam jaringan Kamboja, Nigeria, dan Brasil," ujar BNN.

Penangkapan di Kamboja

Dewi ditangkap di Sihanoukville dalam operasi senyap melibatkan BNN, polisi Kamboja, KBRI Phnom Penh, BAIS TNI, dan bea cukai.

Operasi dipimpin langsung Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Roy Hardi Siahaan, sebagai tindak lanjut instruksi Kepala BNN, Komjen Suyudi Ario Seto.

Dewi diciduk saat menuju lobi hotel bersama seorang pria Pakistan berinisial AH yang diduga kekasihnya. Setelah diamankan, ia dibawa ke Phnom Penh untuk verifikasi identitas.

Kepala BNN mengapresiasi kekompakan lintas instansi dalam penangkapan itu.

"Keberhasilan ini tentunya menegaskan komitmen BNN RI dalam mengejar pelaku kejahatan narkotika hingga ke luar negeri," kata Suyudi.

Setiba di Indonesia, Dewi akan menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap alur pendanaan, logistik, serta seluruh struktur jaringan internasionalnya.

Karier Lain Dewi di Kamboja

Kepala BNN menambahkan bahwa Dewi pernah bekerja sebagai guru bahasa Inggris dan Mandarin dengan pendapatan sekitar Rp 20 juta per bulan.

"Hasil pendalaman lanjutan, sebelumnya yang bersangkutan di Kamboja kerja di beberapa tempat kursus bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengajar. Per bulan pendapatan kurang lebih Rp 20 juta," ungkap Suyudi.

Dewi masuk Kamboja pada Februari 2023 dan sempat bekerja di tempat scamming sebelum masuk bisnis narkoba pada 2024.

Ia kemudian bertemu WN Nigeria berinisial DON atau 'Godfather' dan mulai menjalankan bisnis ke berbagai negara.

Halaman 4 dari 3


Simak Video "Video: Hal-hal yang Perlu Diketahui dari Buron Sabu Rp 5 T Dewi Astutik"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads