Polisi curiga Tri Retno Jumilah (62), penjual kopi di Jombang tewas karena dibunuh suami sirinya berinisial P. Berbekal sejumlah temuan fakta, kini polisi memburu P yang kabur diduga setelah menghabisi korban.
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Dimas Robin Alexander menuturkan, Retno dan P menikah siri sejak sekitar tahun 2016. Hingga kini, KTP Retno masih menggunakan alamat tempat asalnya, yaitu Dusun Pandean, Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung.
Menurutnya, Retno tinggal hanya berdua dengan P di Dusun Mancilan, RT 3 RW 2, Desa Mancilan, Mojoagung, Jombang sekitar 2 tahun terakhir. Rumah ini milik Retno. Sehari-hari, Retno mengelola warung kopi di depan Koramil Mojoagung. Sedangkan suami sirinya hanyalah pengangguran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suaminya tidak bekerja, sakit diabetes 8 bulan belakangan. Sehari-hari suami di rumah, dia yang antar jemput korban," terangnya kepada wartawan di Mapolres Jombang, Jalan KH Wahid Hasyim, Jumat (14/11/2025).
Berdasarkan keterangan keluarga dan tetangga korban, lanjut Dimas, Retno dan P kerap cekcok. "Namun, cekcok karena masalah apa, tidak diketahui pasti oleh keluarga maupun tetangga," ungkapnya.
Kecurigaan polisi bertambah karena P menghilang bahkan sebelum mayat Retno ditemukan. Sebab ketika putra korban, Eko Nursoleh menjenguk sekaligus mengirim buah untuk ibunya pada Senin (10/11), rumah di Dusun Mancilan, RT 3 RW 2 itu terkunci. Saat itu, Eko mengira ibunya sebatas keluar rumah.
Sampai Eko menemukan mayat ibunya pada Kamis (13/11) sekitar pukul 14.00 WIB, P juga tak tampak batang hidungnya. Kondisi jasad Retno membusuk, terlentang di atas kasur lantai kamar belakang rumahnya. Wajahnya tertutup bantal, sedangkan tubuhnya tertutup selimut.
Menurut Dimas, P diduga kabur setelah menghabisi istri sirinya. Terduga pelaku ini disinyalir kabur menggunakan sepeda motor Yamaha Vixion. Sebab sepeda motor warna hitam ini raib dari rumah korban.
Sebelum kabur, P diduga lebih dulu mengunci 3 pintu rumah Retno. Dua pintu dikunci dari dalam. Sedangkan satu pintu dikunci dari luar, lalu kuncinya dibawa kabur terduga pelaku.
Berdasarkan hasil pengecekan bersama anak Retno, kata Dimas, uang maupun perhiasan emas milik korban masih ada di rumah tersebut. Sejauh ini, polisi menyimpulkan hanya sepeda motor Vixion yang dibawa terduga pelaku.
"Kesimpulan sementara mengarah kepada suami siri korban (terduga pelaku pembunuhan). Kami lakukan penyelidikan, kami dalami keberadaan terduga pelaku," jelasnya.
Jenazah Retno telah diautopsi oleh tim dokter forensik di RSUD Jombang kemarin malam. Sehingga pagi tadi, polisi menyerahkan jasad korban kepada keluarganya untuk dimakamkan.
Autopsi berhasil mengungkap penyebab kematian Retno. Yaitu penjual kopi ini mengalami kekerasan benda tumpul di kepala. Kekerasan tersebut mengakibatkan pendarahan di otak yang memicu kematian korban. Tewasnya korban diperkirakan dalam kurun waktu 6-12 November 2025.
Tidak hanya itu, autopsi juga mengungkap Retno mengalami banyak luka memar dan patah tulang yang semuanya akibat dipukuli dengan benda tumpul. Fakta tersebut cukup menggambarkan betapa kejinya pelaku ketika menganiaya penjual kopi ini.
Yaitu luka memar di wajah, kepala, punggung tangan kanan dan kiri, serta di dada kiri. Kemudian patah tulang rahang bawah kanan, tulang pipi kanan, lengan atas kanan, serta patah tulang iga kanan keempat, kelima dan keenam.
Tim dokter forensik juga menemukan resapan darah di kulit kepala sisi dalam, di sela iga ke-4, 5 dan 6 sisi kiri, gumpalan darah di kepala, serta resapan darah pada tulang atap tengkorak. Semuanya akibat kekerasan tumpul. Namun, polisi belum menemukan alat pembunuhan ini.
"Apabila pelaku sudah kami amankan, kami cari benda apa yang digunakan untuk membunuh," tandasnya.
Simak Video "Video: Fenomena Manusia Gua Jombang, 60 Tahun Hidup di Pedalaman Hutan"
[Gambas:Video 20detik]
(auh/hil)












































