Pihak SMPN 1 Trenggalek menyambut baik penetapan tersangka kasus penganiayaan guru oleh keluarga siswa. Sekolah akan mengawal kasus tersebut.
"Iya, kami mendukung proses yang berjalan dan kami dan teman-teman juga mengawal dan untuk ke depan kami juga hal ini supaya tidak terulang lagi," kata Kepala SMPN 1 Trenggalek Mokhamad Amir Mahmud, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya kasus yang menyita perhatian publik tersebut juga menjadi perhatian khusus sekolah. Pihaknya mengaku akan melakukan upaya pengetatan aturan terkait penggunaan telepon pintar di lingkungan sekolah agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan di luar pembelajaran.
"Kami akan melakukan pengetatan lebih ketat lagi. Sebenarnya peraturan di kami sudah jelas. Sudah tersosialisasi. Sudah sudah kita apa kita tempelkan di setiap kelas masuk info di dalam tata tertib," ujarnya.
Menurutnya pembatasan penggunaan telepon pintar di sekolah dilakukan untuk melindungi gal negatif dari pemanfaatan gawai tersebut. Namun, selama pemanfaatannya untuk mendukung aktivitas pembelajaran maka diperbolehkan oleh sekolah.
Sebelumnya, Eko Prayitno guru SMPN 1 Trenggalek diduga dianiaya oleh keluarga salah satu siswa. Kasus ini bermula dari penyitaan telepon pintar milik salah satu siswi karena digunakan di sekolah untuk kepentingan di luar pembelajaran.
Siswi yang bersangkutan kemudian mengadu kepada kakaknya AK. Pascapengaduan itu, AK tersulut emosi dan langsung mendatangi korban di rumahnya di Desa Kedungsigit, Kecamatan Karangan.
Di situlah tersangka langsung menginterogasi korban hingga melakukan penganiayaan. Tidak terima dengan aksi brutal itu korban kemudian melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Polres Trenggalek. Polisi akhirnya menetapkan AK sebagai tersangka dan dilakukan penahanan.
Simak Video "Video Guru di Palembang Ditampar-Kepala Dibenturkan oleh Rekan Kerjanya"
(dpe/abq)