Polres Bojonegoro turun tangan menyelidiki penyebab dugaan keracunan massal yang dialami ratusan siswa di tiga sekolah Kecamatan Kedungadem usai makan menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Informasi yang dihimpun detikJatim, sejumlah pihak dimintai klarifikasi oleh polisi, baik di lokasi kejadian maupun di kantor kepolisian.
Kapolres Bojonegoro AKBP Afrian Satya Permadi mengatakan, anggotanya telah melakukan beberapa langkah, mulai dari pengecekan langsung ke dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan MBG hingga menemui para korban, pihak sekolah, dan pengelola SPPG.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Petugas juga melakukan klarifikasi kepada para pihak yang berwenang di SPPG dan kepala sekolah setempat," terang Afrian, Jumat (3/10/2025).
Selain itu, petugas gabungan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) juga mengambil sampel seluruh menu MBG untuk diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Bojonegoro.
"Kami melakukan cek ke tempat kejadian dan mendampingi petugas dinkes untuk pengambilan sampel guna dikirimkan ke laboratorium kesehatan daerah," lanjut Afrian.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati, menyampaikan kondisi seluruh siswa yang sempat dilarikan ke Puskesmas Kedungadem kini berangsur membaik dan sudah pulang ke rumah masing-masing.
Menurutnya, siswa SMAN 1 Kedungadem menjadi yang paling terdampak. Sebanyak 22 siswa sempat dirawat di puskesmas, 50 ditangani di UKS sekolah, dan 61 siswa tidak masuk sekolah karena sakit.
Di SDN Tumbrasanom, tercatat 4 siswa mengeluh sakit perut dan pusing. Sedangkan di MTs Plus Nabawi ada 6 siswa sakit, dengan rincian 2 dirawat di puskesmas, 3 di UKS, dan 1 sudah kembali beraktivitas.
"Semua siswa yang dirawat di puskesmas saat ini sudah pulang. Kondisinya membaik," ucap Ninik.
Meski begitu, penyebab pasti kejadian tersebut belum bisa dipastikan. Indikasi bisa berasal dari berbagai faktor, mulai makanan, air, alat makan, hingga kondisi lingkungan baik di sekolah maupun di dapur SPPG.
"Kasus seperti ini tentu banyak kemungkinan penyebabnya. Karena itu, semua sampel makanan, peralatan makan, dan air sudah kami bawa untuk diperiksa di Labkesda Dinkes Bojonegoro," pungkas Ninik.
(auh/hil)