Senyum ceria M Haidar Musthofa (7) kini tinggal kenangan. Siswa kelas 1 SD asal Dusun Areng-areng, Desa Sambisirah, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, itu seharusnya menghabiskan Sabtu (9/8) siang dengan menonton karnaval bersama sang ayah. Namun, takdir berkata lain.
Ayah Haidar, Juli Eko Prasetyo, sudah menyiapkan janji. Ia akan mengajak putranya itu menyaksikan karnaval selepas Zuhur. Malam sebelumnya, janji itu bahkan sempat membuat Haidar terlihat tak sabar menunggu esok datang.
Namun, sekitar pukul 11.30 WIB, janji itu sirna selamanya. Haidar tewas di rumahnya dengan luka parah di kepala. Ia dipukul belencong oleh tetangganya sendiri, M Afandi (32), tanpa alasan yang jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak menyangka. Malamnya saya bilangi mau saya ajak nonton karnaval habis Zuhur. Setengah 12, anaknya meninggal," ungkap Juli, Selasa (12/8/2025).
Juli mengungkapkan perasaan campur aduk, antara marah dan sedih. Ia tak menyangka anak keduanya meninggal dengan cara yang sangat tragis.
"Waktu itu (setelah kejadian) saya marah. Saya ke tempat pelaku tapi sudah nggak ada," kata Juli di rumah duka.
Juli menuturkan, korban selama hidup tak pernah macam-macam. Sepulang sekolah biasanya main layangan setelah itu tidur.
"Waktu itu main di teras, tiba-tiba pelaku datang langsung memukul tanpa sebab. Selama ini nggak ada masalah, nggak ada pertengkaran dengan pelaku," terangnya.
Juli berharap keadilan ditegakkan. Ia meminta pelaku dihukum setimpal.
"Nyawa nggak bisa ditukar sama apapun. Kalau bisa pelaku dihukum seumur hidup..." harapnya.
(auh/hil)