Suasana duka masih menyelimuti keluarga M Haidar Musthofa (7) warga Dusun Areng-areng, Desa Sambisirah, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
Sejak insiden tragis korban dipukul dengan belencong oleh tetangganya hingga meninggal dunia, rumah duka tak henti dipadati pelayat.
Ayah korban, Juli Eko Prasetyo, mengungkapkan perasaan campur aduk, antara marah dan sedih. Ia tak menyangka anak keduanya meninggal dengan cara yang sangat tragis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu (setelah kejadian) saya marah. Saya ke tempat pelaku tapi sudah nggak ada," kata Juli di rumah duka, Selasa (12/8/2025).
Juli menceritakan, malam hari sebelum kejadian, ia berencana mengajak korban melihat karnaval pada Sabtu (9/8) siang. Namun takdir berkata lain, sang anak meninggal pada pukul 11.30 WIB.
"Nggak menyangka. Malamnya saya bilangi mau saya ajak nonton karnaval habis zuhur. Setengah 12, anaknya meninggal," ungkap Juli.
Juli menuturkan, korban selama tak pernah macam-macam. Sepulang sekolah biasanya main layangan setelah itu tidur.
"Waktu itu main di teras, tiba-tiba pelaku datang langsung memukul tanpa sebab. Selama ini nggak ada masalah, nggak ada pertengkaran dengan pelaku," terangnya.
Juli berharap keadilan ditegakkan. Ia meminta pelaku dihukum setimpal.
"Nyawa nggak bisa ditukar sama apapun. Kalau bisa pelaku dihukum seumur hidup..." harapnya.
Bocah bernama M Haidar Musthofa (7) ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya Dusun Areng-areng, Desa Sambisirah, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (9/8/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Siswa kelas 1 SD tewas dengan luka parah di bagian kepala. Ia dipukul belencong oleh tetangganya, M Afandi (32).
(hil/abq)