Kasus pembacokan di Musala Al Manar Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem Bojonegoro yang menewaskan 2 orang direka ulang. Sujito (67), sebagai tersangka utama dihadirkan langsung di tempat kejadian perkara (TKP).
Pembacokan yang dilakukan Sujito terjadi pada Selasa (29/4) subuh. Sujito nekat membacok 3 tetangganya gegara masalah sepetak tanah berukuran 2x10 meter yang ada di samping rumah Cipto Rahayu.
Ketiga korban yang dibacok adalah Abdul Aziz (63) dan istrinya Arik Wijayanti (60) lalu Cipto Rahayu (63). Akibatnya, dua orang yakni Azis dan Cipto meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikJatim, Sujito tampak mengenakan baju tahanan berwarna biru dengan penutup kepala dan peci. Ia tampak dikawal ketat petugas selama menuju lokasi dan memeragakan adegan demi adegan.
Selama rekonstruksi, tampak ratusan warga dan keluarga korban hadir menyaksikan. Mereka melempar caci maki dan sumpah serapah kepada Sujito yang dikawal ketat petugas.
![]() |
"Iblis berhati manusia. Manusia berhati iblis. Omongane bohong semua itu," teriak Arik Wijayanti, istri korban Abdul Aziz, Kamis (3/7/2025).
Dalam rekonstruksi itu, Sujito tampak memeragakan adegan satu per satu korbannya hingga adegan meninggalkan musala. Usai membacok, tampak adegan Sujito kemudian bertemu anaknya yang berusaha melerai dan membawanya ke kantor Polsek Kedungadem.
"Total sebanyak 25 adegan pembunuhan diperagakan. Terdiri 15 adegan inti pada saat pembacokan terjadi. Sedangkan 10 adegan lainnya berisi tentang persiapan sampai dengan tersangka diamankan, atau adegan pendukung," kata Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono, Kamis (3/7/2025).
Meski sempat terjadi kegaduhan, reka ulang pembunuhan itu berlangsung aman dan lancar. Tuntas rekonstruksi, Sujito kemudian langsung dimasukkan mobil dan dibawa kembali ke Mapolres Bojonegoro.
Peristiwa berdarah itu terjadi di Musala Al Manar pada Selasa (29/4) subuh. Sujito nekat membacok 3 tetangganya gegara maslaah sepetak tanah berukuran 2x10 meter yang ada di samping rumah Cipto Rahayu.
Tanah itu persis bersebelahan dengan bengkel milik Sujito yang di gang buntu yang telah dibeli oleh Cipto dan dijadikan jalan. Kekecewaan dan sakit hati Sujito itu dipendam lama hingga diluapkan pada subuh tersebut.
(dpe/abq)