Tim Macan Giri Sat Reskrim Polres Gresik meringkus Ahmad Midhol, otak pelaku perampokan dan pembunuhan sadis istri pengusaha di Desa Imaan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik. Selama melarikan diri, Midhol ternyata bersembunyi di tengah kebun sawit.
"Pelaku diamankan di tengah kebun sawit Desa Tumbang Kalang Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur," kata Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mehenu kepada detikJatim, Minggu (29/6/2025).
Rovan menambahkan, selama ini Midhol sering berpindah-pindah tempat ke beberapa kota dan luar pulau. Berkat kegigihan Tim Macan Giri Sat Reskrim Polres Gresik, Midhol diringkus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sebagai wujud menunjukkan komitmen Polres Gresik terhadap setiap kasus yang menjadi atensi masyarakat," tambahnya.
Selama ini, lanjut Rovan, Midhol kerap membuat masyarakat Gresik resah. Terlebih setelah kasus perampokan yang menewaskan Wardatun Toyibah (28), istri pengusaha Gresik Mahfud (42).
"Banyak masyarakat yang menghubungi kami langsung agar DPO pembunuhan Midhol bisa segera ditangkap. Karena memang meresahkan," tuturnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni mengatakan, saat ini Tim Macan Giri Sat Reskrim Polres Gresik yang dipimpin langsung Ipda Andi Asyraf sedang menuju Polres Gresik. Mereka masih perjalanan dari Kalimantan menuju ke Kabupaten Gresik.
"Anggota Tim Macan Giri Satreskrim masih perjalanan dari Kalimantan menuju Gresik. Besok kita update lagi," kata Abid singkat.
Perlu diketahui, Midhol merupakan pelaku utama perampokan sadis di Desa Imaan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, 16 Maret 2024 lalu. Ahmad Midhol adalah otak perampokan sadis yang menewaskan Wardatun Toyyibah, 28 tahun.
Pria berusia 38 tahun itu tega menghabisi nyawa tetangganya sendiri lalu menggasak uang di laci kamar korban sekitar Rp 150 juta. Midhol diketahui kenal dengan korban. Rumahnya dengan Wardatun Toyibah bahkan saling berdekatan.
Usai melakukan perampokan, Midhol kabur hingga setahun lebih. Informasi yang dihimpun, Midhol juga dikenal sebagai preman kampung.
Dari aksi sadisnya tersebut, uang sebesar Rp 150 juta semuanya dibawa kabur. Sedangkan komplotannya Asrofin, 40 tahun dan Sobikhul Alim, 20 tahun yang turut membantu aksi perampokan itu, masing-masing hanya diberi bagian Rp 8 juta.
Tiga komplotan perampok bengis itu memiliki peran masing-masing saat beraksi. Midhol memegang peranan vital, ia yang masuk ke kamar korban lalu mengeksekusi atau membunuh Wardatun Toyibah dengan menusukkan sejenis pisau ke leher dan dada korban hingga tewas. Preman kampung ini juga yang menggasak uang ratusan juta milik korban.
Sementara, peran pelaku Asrofin yakni mencongkel pintu belakang dan mengambil handphone milik suami korban Mahfud, 42 tahun. Sedangkan pelaku Sobikhul Alim turut serta membawa tali untuk mengikat korban jika ada perlawanan.
Setelah beraksi, komplotan ini ketakutan dan melarikan diri. Pelaku Sobikhul Alim ditemukan meninggal dunia setelah diperiksa polisi, 26 Maret lalu. Ditemukan kandungan sianida di tubuhnya, diduga bunuh diri karena ketakutan.
Kemudian tanggal 7 April 2024, Asrofin berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya di Wonosalam, Kabupaten Jombang. Bahkan, ia sudah divonis dengan hukuman 12 tahun penjara.
(irb/hil)