Aktivitas pengurukan lahan sawah di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Madiun, tetap berlangsung meski proyek tersebut tengah diselidiki Polda Jatim. Padahal, lahan yang diuruk itu berstatus sebagai kawasan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) dan sebelumnya sempat diprotes warga dengan aksi blokade jalan.
"Masih aktivitas pengurukan tidak berhenti," ujar Parno (60), warga Desa Kuwu saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (2/6/2025).
Parno, yang diketahui sebagai salah satu penjual lahan untuk proyek pabrik mainan tersebut, mengaku tidak tahu soal penyelidikan Polda Jatim. Ia menyatakan hanya sebatas menjual tanah sawah ke pihak investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal Polda turun tangan saya tidak tahu karena saya hanya sebatas penjual lahan sawah ke PT Wahlung Indonesia yang mau buat pabrik mainan," tandas Parno.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Desa Kuwu, Fajar Lumaksono, membenarkan aktivitas pengurukan masih terus berjalan. Pihak desa, kata dia, sudah memasang baliho imbauan dari bupati terkait larangan pengurukan sawah sebelum izin resmi diterbitkan.
"Iya, kami sudah pasang selebaran di berbagai titik desa terkait imbauan dari bupati," terang Fajar.
Pantauan detikJatim di lokasi, kendaraan proyek masih hilir mudik mengangkut material uruk. Sawah yang diurug berada sekitar 2 km dari Gerbang Tol Caruban, masuk wilayah Desa Kuwu. Akibat aktivitas itu, jalan desa rusak dilewati ratusan truk muatan uruk setiap harinya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto, menegaskan lahan tersebut seharusnya tidak bisa dialihfungsikan menjadi kawasan industri karena statusnya LSD.
"Sebenarnya itu boleh dialihfungsikan kalau status lahannya bukan LSD. Tapi sebenarnya itu bukan lokasi buat pabrik," ujar Sumanto saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (12/5).
Ia juga menyebut berdasarkan tata ruang wilayah, lokasi itu tidak masuk dalam peruntukan industri.
"Tata ruangnya bukan industri yang saya ingat, kalau nggak salah," tegas Sumanto.
Warga Desa Babadan Lor sebelumnya sempat memblokade jalan desa sebagai bentuk protes terhadap aktivitas pengurukan. Mereka menolak truk proyek yang jumlahnya ratusan unit melintas di jalan desa yang kini mengalami kerusakan.
Kepala Desa Babadan Lor, Sumarlan, membenarkan adanya aksi tersebut. "Betul itu memang ada blokade warga tutorial akses karena dilewati truk uruk proyek pabrik di Desa Kuwu," ujar Sumarlan saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, blokade dilakukan sepanjang 2 kilometer mulai simpang empat Karangmalang hingga batas Desa Kuwu.
"Setiap hari 300 truk muat tanah uruk. Jalan otomatis rusak. Jalan desa kami sepanjang 2 kilometer kita tutup untuk truk muat uruk," jelas Sumarlan.
(dpe/hil)