Puluhan Warga Nganjuk Ngaku Ditipu Biro Umrah, Sudah Bayar Tapi Tak Berangkat

Puluhan Warga Nganjuk Ngaku Ditipu Biro Umrah, Sudah Bayar Tapi Tak Berangkat

Sugeng Harianto - detikJatim
Senin, 28 Apr 2025 15:40 WIB
Ilustrasi ibadah haji dan umrah
Ilustrasi haji dan umrah (Foto: dok. detikcom)
Nganjuk -

Puluhan warga di Ngajuk mengaku jadi korban penipuan biro umrah. Akibatnya, mereka merugi hingga miliaran rupiah. Mereka diketahui mendaftar di Indonesia Haji Training Center (IHTC).

Salah satu korban berinisial S, menyebut biro umroh IHTC disebut milik Yanti Veronika asal Nganjuk yang menjabat sebagai direktur utama (dirut).

"Kami korban dari biro umroh namanya IHTC yang kantornya di Kediri dan nama direktur utama Yanti Veronika," ujar seorang wanita peserta calon umrah berinisial S kepada detikJatim Senin (28/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

S mengaku ada sekitar 90 orang yang masuk dalam anggota group WhatsApp yang dibuat oleh IHTC. Dari 90 kontak itu diperkirakan sekitar 45 orang belum ada kejelasan pemberangkatan umrah yang sudah lunas pembayaran.

Menurutnya, biaya pendaftaran umrah di IHTC mencapai Rp 32,5 juta dengan perjanjian pemberangkatan seharusnya bulan Januari 2025 lalu. Namun hingga akhir bulan April 2025 belum ada tanda-tanda jemaah akan diberangkatkan.

ADVERTISEMENT

"Kalau saya seharusnya tanggal 16 Januari 2025 lalu pemberangkatan sesuai kesepakatan. Namun sampai sekarang belum diberangkatkan dengan biaya Rp 32,5 juta dan saya kemarin 4 pendaftaran free satu orang atau gratis. Kalau total sekitar ada miliaran," jelas S.

Hal senada juga disampaikan oleh korban lain berinisial T. Ia juga menyebut ada 11 orang temannya merasa kecewa karena pihak IHTC ingkar janji.

"Saya ada 11 teman yang terdaftar dengan rencana pemberangkatan sekitar 12 Januari 2025 lalu tapi sampai sekarang juga belum diberangkatkan. Hanya di-PHP," ungkap T.

T menambahkan bahwa kelompoknya dalam pembayaran awal DP yakni Rp 10 juta dan pelunasan sebelum pemberangkatan Rp 25 juta. T berharap ada kejelasan dari pihak IHTC.

"Kita berharap ada solusi dari biro jangan mengambang apalagi sampai berlanjut," tandas T.




(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads