Reaksi Kompolnas Soal Salah Gerebek di Surabaya: Jangan Sampai Terulang

Reaksi Kompolnas Soal Salah Gerebek di Surabaya: Jangan Sampai Terulang

Aprilia Devi - detikJatim
Senin, 21 Apr 2025 20:13 WIB
Tangkapan layar video CCTV viral dari rumah warga yang melapor salah digerebek.
Peristiwa salah gerebek di Surabaya yang terekam kamera CCTV. (Foto: dok. Tangkapan layar)
Surabaya -

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menanggapi peristiwa salah gerebek diduga dilakukan oleh anggota kepolisian terhadap salah satu warga di Surabaya. Peringatan keras disampaikan oleh Kompolnas atas peristiwa yang terjadi Sabtu (12/4) itu.

Anggota Kompolnas, Gufron menilai bahwa meskipun tindakan aparat diklaim telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), tetap diperlukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kebenarannya.

"Meski dinyatakan sudah sesuai SOP, pemeriksaan tetap penting dan harus dilakukan. Faktanya ada warga yang merasa dirugikan dari tindakan anggota tersebut," ujar Gufron saat dikonfirmasi detikJatim, Senin (21/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gufron pun mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Timur yang segera merespons kasus ini dengan melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang terlibat. Ia sebutkan pemeriksaan itu menjadi langkah yang baik untuk membuat terang benderang peristiwa yang terjadi.

"Kalau sudah sesuai SOP, pertanyaannya kenapa sampai terjadi salah sasaran? Berarti kan ada missed di situ. Kita tunggu bagaimana hasil pemeriksaan Propam, sampaikan secara transparan dan sesuai fakta yang ada," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Gufron, hasil pemeriksaan Propam akan memperjelas letak kesalahan dalam prosedur yang dijalankan. Dia tekankan pentingnya hasil pemeriksaan tersebut sebagai bahan evaluasi dan koreksi bagi institusi kepolisian agar kejadian serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.

"Hal ini tergantung pada tindak lanjutnya seperti apa, termasuk penting mengoptimalkan pengawasan internal kor anggota. Prinsipnya jangan sampai di kemudian hari kasus ini terulang lagi!" Tegasnya.

Gufron juga menambahkan bahwa apabila terbukti terjadi salah sasaran dalam penggerebekan tersebut, permintaan maaf secara terbuka harus disampaikan oleh pihak kepolisian kepada warga atau keluarga korban.

"Selain untuk memulihkan nama baik korban atau keluarga korban, hal ini juga akan mencerminkan sikap bertanggung jawab, profesionalitas, dan untuk menjaga kepercayaan publik kepada kepolisian," pungkasnya.

Sebelumnya viral di media sosial X, pria di Surabaya mengaku jadi korban salah sasaran penggerebekan polisi. Penggerebekan itu terekam kamera CCTV dan menjadi viral.

Dalam video rekaman CCTV menunjukkan mulanya ada seorang anggota polisi yang datang ke rumah seorang pria di kawasan Dukuh Kupang Timur. Korban Dwi Purnama Wijaya (32) pun buka suara. Ia mengungkapkan masih trauma terhadap insiden yang menimpanya pada Sabtu (12/4) siang.

"Dugaan polisi, saya menggunakan narkoba. Penggerebekan itu berlangsung sekitar 2 jam, dia sempat mengaku teman saya merangkul sok asik lah pokoknya," ujar Dwi saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (17/4).

Ia sempat kehilangan kepercayaan dari keluarga dan lingkungannya. Hal itu pun sangat merugikan.

"Ibu saya trauma, kedua orang tua juga trust issue (sulit mempercayainya). Nama baik saya juga terdampak, serta jadi omongan tetangga," tutur Dwi.

Dwi pun sangat menyangkan insiden tersebut. Namun pihak keluarga enggan membawa insiden ini ke ranah hukum sebab lagi-lagi ada ketakutan yang masih membayangi.

"Cuma ibu saya gak mau memperpanjang masalah ini, takut kepikiran nanti saya di luar sana bisa potensi diterror dan lain-lain. Jadi saya memilih patuh aja sama orang tua," ucapnya.

Bidpropam Polda Jatim rupanya telah memberi atensi pada video viral salah gerebek tersebut. Pihaknya saat ini tengah melakukan klarifikasi lebih lanjut.

"Terima kasih atas informasinya, saat ini Bidpropam Polda Jatim sedang melaksanakan klarifikasi terkait hal tersebut," tulis akun resmi @bidpropam_jatim di X.




(dpe/iwd)


Hide Ads