Kasus dugaan pelecehan seksual oleh tenaga medis kembali menggemparkan publik. Kali ini, peristiwa memilukan tersebut terjadi di sebuah rumah sakit swasta di Kota Malang. Aksi pelecehan ini menimpa seorang pasien perempuan berinisial Qorry.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @qorryauliarachmah membagikan kronologi kejadian yang dialaminya pada akhir September 2022. Ceritanya pun menuai perhatian luas dan menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Berikut deretan fakta yang diungkapkan oleh korban:
1. Berawal dari Pemeriksaan IGD
Dalam unggahannya, Qorry bercerita saat ia datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena mengalami sinusitis dan vertigo berat. Saat itu, ia diperiksa oleh dokter umum berinisial YA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dokter umum tersebut suruh aku, 'Mba, catat nomornya nanti pihak RS kirim hasil rontgennya melalui WhatsApp,'" kata Qorry menirukan ucapan dokter.
Yang janggal, hasil rontgen dikirim bukan dari pihak administrasi, melainkan langsung oleh dokter YA lewat nomor pribadinya.
"Lupa malam itu atau esok harinya, hasil rontgen dikirim melalui WhatsApp. Ternyata itu nomor dokter itu sendiri. Dan dokter itu terus-terusan WhatsApp, meskipun nggak direspons," beber Qorry.
2. Dokter Datangi Pasien di Kamar Rawat Inap
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, dokter YA datang ke ruang rawat inap Qorry dengan dalih menjenguk.
"Aku lupa dia masih di jam kerja atau sudah selesai dinas. Dia datang bilang jenguk, tapi bawa stetoskop," ungkapnya.
3. Pemeriksaan Fisik yang Tak Wajar
Qorry mengaku diperiksa di bagian mata, mulut, hingga dada, dan merasa prosesnya terlalu lama dari biasanya.
"Dia tarik talinya, terus pakai stetoskop, tapi benar-benar lama, nggak seperti biasanya dokter periksa," katanya.
Saat pemeriksaan, dokter tersebut diduga mengarahkan kamera ponselnya ke tubuh Qorry. "Dia bilang 'sebentar', lalu tiba-tiba mengeluarkan HP dan mengarahkan kamera tepat ke atas badanku," ucap Qorry.
4. Korban Langsung Usir Dokter dari Kamar
Merasa sangat tidak nyaman, Qorry meminta dokter YA keluar dari kamar.
"Aku cuma bilang, 'Permisi dok, saya mau istirahat'. Baru di situ dokter itu keluar," ujarnya.
5. Tak Berani Langsung Melapor
Qorry sempat ingin mengadu ke suster, namun mengurungkan niat karena respons perawat membuatnya ragu.
"Aku cuma bilang, 'Sus, dokter Y orangnya emang kayak gitu?' Suster jawab, 'Gitu gimana kak? Dokter Y setahu saya sih baik'," katanya.
Qorry berharap pengalamannya bisa menjadi peringatan agar perempuan lain tidak takut bersuara. "Buat kalian semua terutama cewek-cewek, aku mohon kalau udah rasa ada yang nggak beres, LAWAN! Jangan takut kayak aku," tulisnya.
6. Dugaan Penghapusan Jejak di Situs Rumah Sakit
Qorry mengaku bahwa data dokter YA telah hilang dari laman resmi rumah sakit.
"Data dokter praktek di RS tsb sejak kemarin sore sudah hilang dari google, entah kenapa," tulisnya
7. Pihak Rumah Sakit Buka Suara dan Bertindak
Persada Hospital mengakui bahwa YA adalah dokter di rumah sakit tersebut dan telah dinonaktifkan.
"Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan adalah dokter di Persada Hospital," kata Sylvia Kitty Simanungkalit, Humas Persada Hospital.
Rumah sakit menyatakan sedang melakukan penyelidikan internal secara menyeluruh.
"Kami telah membentuk Tim Investigasi Internal untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh," tegas Sylvia.
Jika terbukti bersalah, rumah sakit berkomitmen akan memberikan sanksi tegas. "Apabila terbukti, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku," tambahnya.
(hil/fat)