Pedagang Es di Kota Mojokerto Ditipu Pria Ngaku Polisi, Uang Rp 9 Juta Raib

Pedagang Es di Kota Mojokerto Ditipu Pria Ngaku Polisi, Uang Rp 9 Juta Raib

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 16 Apr 2025 20:13 WIB
Slamet Widodo, korban penipuan dan ancaman pria yang ngaku polisi di Kota Mojokerto
Slamet Widodo, korban penipuan dan ancaman pria yang ngaku polisi di Kota Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Pedagang es puter di Kota Mojokerto ditipu seorang pria yang mengaku anggota polisi. Akibatnya, uang kuliah anak korban Rp 9 juta lenyap dibawa kabur pelaku.

Nasib memilukan ini dialami Slamet Widodo (49), pedagang es puter asal Desa Karangpakel, Trucuk, Klaten, Jateng. Ia merantau ke Kota Mojokerto sejak akhir 1999. Kini, bapak satu anak ini tinggal di rumah kontrakan di Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.

Sehari-hari, Slamet berdagang es puter keliling. Begitu pula pada Sabtu (12/4) sekitar pukul 11.30 WIB, ia mangkal di Simpang 4 Prapanca, Kelurahan Mentikan, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Setelah menyantap mi ayam dan membeli rokok, seorang pria tak dikenal menghampirinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tubuhnya tinggi besar, kulit sawo matang, jaket hitam, pakai helm, sepeda motor Honda BeAT warna hitam nopol L *744 QS. Ngakunya dari Polres Mojokerto Kota," kata Slamet kepada wartawan saat berdagang es puter di depan SMPN 4 Kota Mojokerto, Rabu (16/4/2025).

Siang itu, pria tak dikenal yang mengaku anggota Polri ini menyampaikan kalau Polres Mojokerto Kota akan memborong dagangan Slamet. Dengan penuh semangat, Slamet pun bergegas menuju Mapolres Mojokerto Kota di Jalan Bhayangkara. Namun, baru sekitar 20 meter mengayuh gerobaknya, ia kembali dihampiri pelaku.

ADVERTISEMENT

Kali ini, pelaku merangkul pundaknya sambil meminta KTP. Tanpa menaruh curiga, Slamet pun mengambil KTP dari tasnya. Ternyata tidak hanya KTP, pelaku juga meminta semua uang di dalam tas tersebut. Pelaku berdalih uang itu sebagai jaminan agar Slamet benar-benar datang ke Polres Mojokerto Kota.

"Kalau ditotal uangnya Rp 9 juta, juga KTP, kartu E Tol, serta SIM A dan C yang sudah mati. Kemudian pelaku mengancam akan menembak saya kalau saya berbuat macam-macam. (Pelaku bawa pistol?) Pikiran saya sudah kalut, tidak memerhatikan," jelasnya.

Setelah menguasai uang Slamet, pelaku mengajaknya bertemu di warung bakso di Pasar Tanjunganyar, Kota Mojokerto. Pelaku pun kabur meninggalkan Slamet di Jalan Kartini. Saat itu lah korban baru sadar menjadi korban penipuan.

"Setelah sadar tertipu, sempat saya datangi ke warung bakso di pasar, pelaku tidak ada. Kemudian saya melapor ke Polres Mojokerto Kota," terangnya.

Penipuan ini membuat Slamet terpukul. Betapa tidak, uang yang susah payah ia kumpulkan sejak pertengahan Ramadan lalu, lenyap begitu saja. Terlebih lagi uang itu untuk membayar kuliah putri semata wayangnya di Solo, Jateng.

"Uang itu mau saya transfer untuk bayar kuliah anak saya Rp 7,5 juta untuk 3 semester. Anak perempuan tunggal kuliah di Solo," tandasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Mojokerto Kota Ipda Slamet Haryono belum merespons ketika dikonfirmasi detikJatim ihwal kasus ini. Baik melalui sambungan telepon maupun pesan WhatsApp.




(abq/iwd)


Hide Ads