Nama La Nyalla Mattalitti jadi sorotan setelah rumahnya digeledah KPK, Senin (14/4/2025). Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua KONI Jatim hingga Ketua PSSI.
La Nyalla dikenal sebagai sosok yang cukup lama berkecimpung di dunia organisasi dan olahraga. Ia pernah menjadi wakil ketua KONI Provinsi Jawa Timur pada 2010-2019 dan Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur tahun 2011-2012.
Pada masa dualisme PSSI, La Nyalla juga sempat menjadi ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), di mana statusnya saat itu adalah anggota Exco PSSI periode 2011-2013. Setelah kisruh selesai, karirnya kemudian naik di mana ia menjadi wakil ketua umum PSSI 2013-2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puncak karir La Nyalla di PSSI terjadi pada 2015, saat bisa menjadi pemenang kongres pemilihan ketua umum. Namun, PSSI di eranya langsung dibekukan FIFA selama setahun.
La Nyalla Mattalitti juga berkarir di bidang politik. Diawali dengan memimpin ormas Pemuda Pancasila di era 1990-an. Pria kelahiran Jakarta itu kemudian menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2019 hingga 2024. Kini, La Nyalla Mattalitti kembali terpilih sebagai anggota DPD RI periode 2024-2029.
Sebelumnya, penggeledahan rumah milik La Nyalla di Surabaya dilakukan pada Senin (15/4). Lalu KPK menggeledah kantor KONI Jawa Timur sehari setelahnya, Selasa (16/4).
Kasus ini berkaitan dengan pengurusan dana hibah untuk kelompok masyarakat (Pokmas) dari APBD Provinsi Jatim tahun 2019-2022 dan KPK telah menetapkan 21 tersangka.
Penetapan tersangka itu merupakan pengembangan dari perkara yang telah menjerat mantan Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak.
Ke-21 tersangka itu terdiri atas empat tersangka penerima dan 17 tersangka pemberi. KPK menyebutkan empat tersangka penerima merupakan penyelenggara negara. Sedangkan 17 tersangka pemberi suap terdiri dari 15 orang pihak swasta dan 2 lainnya penyelenggara negara.
(dpe/fat)