Rochmat Tri Hartanto atau Antok (32) pemutilasi Uswatun Khasanah (29) kerap merenung dan menangis selama ditahan. Antok menunjukkan penyesalan karena keluarganya jadi terimbas.
Kondisi itu dibenarkan oleh Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur. Ia menyebut Antok memang merasa penyesalan mendalam atas apa yang dilakukannya.
"Iya, penyesalan belakangan datangnya," kata Jumhur saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (2/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumhur menambahkan kondisi warga Desa Gombang Kecamatan Pakel Tulungagung tersebut berubah semenjak dibui. Terlebih ketika membicarakan anaknya.
"Banyak merenung dan berdoa, (kondisi Antok) lebih normal dan sudah mulai menerima. Tapi, kalau ngomong masalah anak, menangis," ujarnya.
Kondisi tersebut berbeda dibanding awal mula Antok diamankan. Menurut Jumhur, Antok saat itu lebih tenang, namun seiring waktu, ia kini mulai merasa bersalah apalagi keluarganya juga turut terimbas.
"Meski merasa bersalah, yang kena imbasnya keluarga," tuturnya.
Kendati begitu, penyesalan dan kesedihan Antok tak dapat merubah nasibnya saat ini. Sebab, ia telah terbukti dan mengakui telah membunuh lalu memutilasi Uswatun Khasanah.
Bahkan, aksi kejinya itu telah dibuktikan melalui rekonstruksi yang dilakukan oleh penyidik Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim. Tercatat, ada 161 adegan pembunuhan, di antaranya dilakukan di Hotel Adisurya Kota Kediri.
Sebelumnya, mayat Uswatun ditemukan dalam koper besar di tumpukan sampah di Desa Dadapan, Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025). Penemuan ini dilaporkan Yusuf Ali, warga setempat, yang membuka koper tersebut. Mayat tersebut tanpa kepala dan dua kaki.
Keluarga Uswatun di Blitar kemudian bertolak ke Ngawi untuk melihat jasad tersebut yang ternyata memang keluarganya yang hilang. Polisi pun melakukan penyelidikan hingga pelaku diamankan pada Minggu (26/1/2025) malam. Pelaku adalah A, yang saat itu disebut merupakan suami siri korban.
Setelah itu, terungkap bahwa kepala korban dibuang di bawah jembatan Desa Slawe, Watulimo, Trenggalek, sedangkan kedua kakinya ditemukan di Desa Sampung, Ponorogo. Ternyata, Uswatun dibunuh dan dimutilasi di kamar 301 Hotel Adi Surya, Kota Kediri.
(abq/iwd)