Drama penyanderaan itu terjadi kurang lebih sekitar dua jam. Setelah bernegosiasi, petugas kemudian menyediakan kendaraan menuju Pelabuhan Tanjung Perak.
Dengan masih menyandera korban, Fuad kemudian masuk ke dalam kendaraan yang disediakan. Dalam perjalanan itu lah, saat Fuad lengah, petugas langsung menarik dan mengamankan sandera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengetahui hal ini, Fuad melawan. Petugas memberi tembakan peringatan untuk menyerah namun tak diindahkan. Dua tembakan kemudian diarahkan mengenai dadanya saat hendak menyerang petugas. Fuad tewas.
Meski telah dilumpuhkan, motif penculikan itu masih kabur. Namun dalam keterangan sejumlah saksi, polisi menyebut Fuad mengalami depresi.
Sebabnya, Fuad disebut kalah judi bola dan hendak pulang ke Lombok. Karena tak ada ongkos ini lah kemudian ia melakukan penyanderaan.
Dari keterangan saksi lainnya, Fuad disebut telah merencanakan penculikan itu sejak dua hari sebelumnya. Fuad tak sendiri karena ada dua orang lainnya yang bersamanya mondar-mandir di sekitar sekolah.
"Anak saya bercerita, bahwa orang tersebut sudah sejak Senin (15/12/2014) celingak-celinguk di sekitar sekolah. Teman anak saya juga melihatnya," ujar Kumara, salah seorang wali murid SDN Tlogopatut 2 saat itu.
Crime Story merupakan rubrik khusus yang mengulas kisah kriminal yang pernah terjadi di Jatim. Crime Story tayang setiap Jumat. Untuk mengetahui kisah Crime Story lainnya, klik di sini.
(abq/iwd)