3 Bulan berlalu, kematian siswi MI yang tinggal di Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi masih membekas dibenak warga sekitar dan orangtuanya. Lokasi tubuh siswi MI itu ditemukan masih dibatasi dengan garis polisi.
Seorang pencari rumput yang tengah mengais rumput tak jauh dari lokasi kejadian mengaku sayup-sayup sempat mendengar suara bocah merintih. Suasana di sekitar lokasi terkesan angker dan sunyi.
"Entah itu suara kucing atau apa, tapi seperti suara rintihan kecil gitu. Pas saya cari ndak ada kucing," kata pria yang hanya ingin dipanggil Pak To kepada detikJatim, Jumat(14/2/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pak To mengaku tak ingin bercerita lebih panjang. Tapi dia menyebut suara itu sempat terdengar 3 kali suara rintihan anak. Sumbernya tepat di sisi kiri gubuk yang tertutup rumput.
"Anginnya kan kencang waktu itu, ya di sebelah gubuk itu dah suaranya. Ndak tahu apa angin juga, apa kucing ndak pasti, wong ndak ada kucing juga, apa nggak lari kucingnya kalau ada orang jalan," tambahnya.
Saat sempat memastikan sumber suara, sesaat Pak To mengaku tertegun dan segera menyadarkan diri untuk mengirimkan doa kepada arwah siswi MI yang tahu meninggal di lokasi tersebut.
![]() |
"Terus saya ingat, di situ ada yang meninggal. Jadi saya kirimkan doa saja dan semoga (Pelakunya) segera ketangkap," tandanya.
"Apa belum ketangkap?," tanya balik Pak To.
detikJatim mendatangi lokasi pembunuhan siswi MI yang tewas diduga akibat pukulan benda tumpul di kepala usai diperkosa. Suasana angker sangat terasa pada Kamis malam Jumat (13/2/2025) bertepatan malam nisfu sya'ban. Semilir angin yang menerpa saun-saun kelapa dan pepohonan di sekitar lokasi sesekali memecah sunyi.
Sekitar pukul 8 malam, tim detikJatim berniat mengirimkan doa dengan membacakan Yasin. Suasana angker kian terasa membuat tim hanya membacakan ayat kursi dan mengirim Al-Fatihah untuk mendiang dengan harapan kasusnya segera terungkap.
Sebelumnya, CN (7) siswi MI di kecamatan Kalibaru Banyuwangi meregang nyawa di kebun kosong usai diduga diperkosa dan dibunuh saat pulang dari sekolah sekitar pukul 10.30 WIB, 13 November 2024 lalu. Kasusnya hingga kini belum terungkap, sejumlah bukti berupa sepeda pink milik korban, seragam sekolah, sepatu dan perhiasan korban telah diamankan polisi.
Kasus ini menjadi perhatian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). DA (35), ayah korban sempat mengirim pesan ke Presiden Prabowo dan Kapolri untuk turut mengawal kasus kematian putri kecilnya tersebut. Namun, hingga kini kasusnya belum terungkap dan pelaku masih bebas berkeliaran.
(erm/fat)